Kesempatan Kedua Yang Manis
kemudian keluar dari ruang ganti menuju ke tempat Olivia. Asisten yang sejak tadi berada mengikuti hanya bisa menelan lu
alam baju ganti dan langsung keluar begi
kadang males doang kok. Kenapa bisa dapet pelanggan maca
igunakan oleh Olivia sangat cantik dan manis, menggambarkan diri Olivia saat ini.
um kamu tau!" Olivia terkejut mendeng
Cuman kamu itu menggemaskan, gimana bisa Damar tahan buat gak nyium kamu!" Tambah Tia lagi langsung mem
angkanya. V-line di bagian dada memperlihatkan keindahan tubuhnya, rok rufflenya pun indah. Di tu
ia. Jangan sampai lepas, kemarin-kemarin yang nangke
keluhannya, sedangkan yang di tatap menye
k. "Jangan deh, nanti Damar ngamuk. Dia itu sponsor butik saya, sponsor utama. Karen
kenapa bisa kabur di saat semua proses sudah hampir selesai. Bisa-bisanya menyakiti pria seba
sofa mendongak untuk melihatnya. Olivia tertegun, mata tajam pria itu masih membuatnya hampir jantungan karena terkeju
ivia?!" Tia bingung, menoleh ke ar
untuk Olivia. Apa menurut kamu ini gak cocok?!" Tanya T
t sampai di depan Olivia tangannya menunjuk ke arah tali spageti yang memperl
rlalu t
yukainya, iyakan Olivia?" Tanya Tia di
ake ini karena pendek, aku jelek ya?" Tanpa
kalau dirinya pendek macam buntalan, dulu tubuh Olivi
ine ini dan bahu kamu, itu menggangguku. Hanya itu..." Ujar Dama
yata Damar bisa menjadi pria yang mengalah pada seseorang, dia tau s
ti keinginan kamu, biarin aja. Pria gak peka kayak dia haru
g dipanggil tid
n aja biar gak tegang-tegang
isa menghentikan uang sa
untuk melahap kamu, jadi aku kasih waktu lima menit. setelah itu aku akan masuk dengan izin atau tanpa i
Bahkan tatapan pria itu kini beralih menatapnya kala Tia benar-benar perg
a..." Kata Olivia mencoba mencairkan suasan
em
via dalam hari, dia in
ia itu sangat tinggi dia harus menunduk untu
kali, saya takut meluk
pandangannya bertemu segera dengan a
k gini." Balas Olivia tidak terima, ta
emaskan. Saya jadi pen
lang begitu. Baru pertama kali dia mendengarnya, dan juga a
-a
junya sekarang." Damar berbalik se
.
kali. Damar pun sama, pria itu tak bicara apapun selain te
memegang rambutnya meski pandangan masih fokus ke depan jalanan. Pria itu han
livia tanpa mengalihkan pandang
a udah membereskannya, semua yang mengancam kamu akan selesai tanpa ada kesemp
memiliki aroma memikat, Damar ingin mencium perempuan ini. Tapi
" Sadar Olivia kala meli
livia yang akhirnya menatap mata kelam itu.
reflek Damar menyentuh bibir yang meng
berpesan untuk makan bareng ju