Bidadari Tak Bersayap
g menunjukkan pukul delapan malam membuat jam kunjung sudah
ruhnya di gantungan. Menggulung lengan kemejanya hingga seperempat, pemuda it
miliknya, dia melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang
mpuan duduk dengan pandangan kosong di depan ruangan Ale. Dengan
pang
juga merupakan salah satu teman Haydar dan Aiza, tak heran jik
" tanya Aiza saat melihat sia
u anak kuat, sama seperti Ummanya. Yakin ka
dah baik-baik saja, tapi dia yakin pasien kesayangan
tinya keadaan Ake belum baik-baik saja. Untuk
mengingat perkataan Haydar jika apa yang terjadi pada Ale saa
aku ngga mau jadi wanita lemah yang apa-apa haru
a berdiri dengan kakinya sendiri. Dia tak lagi bisa bergantung pada orang lain, at
tu memang ngga salah. Kalau Kakak ada di posisi kamu, K
usan kamu memang ngga salah, tapi kamu ngelakuin
i itu Ummanya, dia butuh
ng, bukan hanya untuk kesembuhan Ale, tapi juga sumber kekuatan bagi keluarganya yang lain yang ikut merasa terguncang akan ujian yang menimpa mereka saat ini. Kare
da kami yang bakal ada di sisi kamu. Jadi yang ha
kali liat kamu kaya gini. Kamu ngga boleh merasa sendiri Za, ada kami," uja
hal itu, tapi untuk berhenti sekarang, dia
nap
kamu buat urus semua itu." Aiza mengg
tu-satunya cara supaya aku bisa tetep di si
arena itu,
beberapa hari ke depan," kata Arza seraya
arnya. "Kenapa ngga sekalian urusin
rela kalau Aiza ke
rti itu?" tanya Haydar balik, pria itu mengangkat sebelah
ujarnya kemudian saat Arza justru me
sejak dulu maka tak akan reka jika melihat pere
dungin dia. Beda dari Bapak yang punya hak buat ngelarang Aiza, saya ngga punya Pak, Bap
al yang saya sesali tentang Aiza, dia keras kepal
an saya ngga pernah bikin dia jera da
kuat lewatin semuanya. Sama kaya kita yang berusaha buat bantu dia, dia juga pasti berusaha buat ngga nger
ia terus nyiksa dirinya kaya sekarang," pinta Arza pada akhirnya. Dia tahu kemarahan Haydar terhadap Aiza tadi s
n Arza berusan membuat Haydar mendudukkan kepalanya, pria itu me
le dengan pandangan kosong. Beberapa saat lalu orang tuanya dia suruh pulang untuk
a gini, Mas ngga suka," kata Haydar setelah mendudukkan dirinya di samping Aiza. Sekarang
ian ngurusin pasien," kata Aiza tanpa mengal
tirahat ya," balas Haydar, meraih t
jadi kaya gini Za, jan
as tadi sore udah ny
angannya mendengar uc
ngertiin kamu selama ini
ngelarang kam
mata kakaknya dengan
agar tak ada air mata yang keluar dari sana. Di
gan nolak kalau Mas mau nanggung kalian, dan tetap jadiin kesehatan Ale sebagai priorit
ni aku egois dan mak
perbaiki semuanya bareng-bareng," ujarnya dengan senyum kecil, berusaha meyakinkan jika semua bukan m
ehatan Ale, itu yang paling
peke
Jadi ngga akan ada masalah kalau kamu ngga kerja buat beber
ngizinkan dia pada akhirnya. Dulu saat pertama kali dia memutuskan untuk bekerja, Haydar adalah orang yang paling tida
Mas," u
ter yang jagain Ale," balas Haydar kemudian mengajak Aiza untu