Mencintai Pria Misterius
erkejut karena seorang karyawan lain memanggilnya. "Sof
u segera mencari dimana map berwarna mera
a lupa dimana meletakkan file yang sangat penting itu. "Aduh Dara apa k
Sofia, untung saja ia sempat mengambil file ini dari meja
terima kasi
itu tanpa membaca isinya terlebih dulu. "Ah sudahlah,
a merah itu dan sebuah buku tulis kecil miliknya. Mungkin saja pak Arwana akan mengajaknya berdiskusi, dan ia ha
ih tenang dan santai ketika bertemu dengan pak Arwa
Arwana melainkan ada dua orang laki-
wana yang membuat Sofia menjadi sorotan
k, terim
up dalam kerjasama proyek pembangunan hotel di Krui Lampung yang akan kita mulai min
lah partner kamu dalam
n Arwana Grup yang ditugaskan untuk ikut membantu menyelesaikan proy
Grup dan senang bekerja sama dengan anda Sofia," ucap salah
berdua dan satu perwakilan dari Argantara Group dal
it terkejut karena akan ada satu orang lagi yang membant
-aturan yang harus kita ketahui bersama dalam menjalankan proyek ini nanti ya
yek yang akan dijalankan oleh mereka, pintu ruangan ini terbuka
isini? dan apa yang ia lakuka
laki-laki bernama Daniel itu pada pak Arw
sih menjelaskan aturan-aturan yang harus kita ketahui dalam menjalankan proyek i
da di depan menjelaskan materi dalam proyek ini. "Bukan kah gadis ini yang
dengan tatapan yang sulit diartikan oleh Daniel seja
berlesung pipi itu terlihat sangat gugup karena terus diperhatika
tangan daro 4 orang yang berada di ruangan itu menjadi penutup presentasinya kali ini. Gadis berles
t berada di depan Daniel. Dengan senyum yang sulit diartikan laki-laki itu teru
m dengan apa yang baru saja engkau jelaskan," ucap Andre
jawab pak Arwana m
yang langsung kembali duduk setelah
erempat harus saling mengenal lebih dalam lagi agar saat bekerja sama tidak ada rasa saling
masing-masing agar ketika sudah terjun di lapangan semua masalah bisa teratasi dengan baik dan
*
banyak menghabiskan waktu sendiri dan lebih memilih untuk berdiam di
urang dari dirinya sampai gadis seperti Sofia tak bisa didapatkan. Sudah lama ia memendam rasa ini, tep
gan gadis berlesung pipi itu
besar serta semangat yang membara
cap laki-laki tinggi itu dengan suara pelan sambil m
rian, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka menampakan seora
au setiap hari," ledek orang itu yang membuat St
hat sosok gadis yang sedang ia pandangi sejak tadi. "Kau ini tak bis
tak pernah mengucap salam ketika masuk ruangan mu yang sangat p
ari ini Sam," ucap Stefan acuh tak acuh pada Samuel yang merupakan sah
le itu pada Stefan. Ia heran karena jarang sekali sahabatnya i