Mencintai Pria Misterius
melihat pemandangan kota Surabaya yang sangat in
mitan hidup. Oh Tuhan, aku juga ingin seperti teman-teman yang lain. Mereka bisa sangat bahagia hidup
i di hidupku seolah tidak ada hentinya. Masalah satu sel
rdengar suara, Sofia benar-benar sudah merasa hidupnya tak berguna. Ingin sekali rasanya ia
ang dan disusul oleh kaki kirinya yang juga sudah berada di atas kursi. Tatapannya kini terlihat kosong ke
edua tangannya, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah kalau
arus meninggalkanmu bersama dengan abang. Aku yakin abang pasti bisa menjaga ibu sampai nanti kita bert
at itu tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang menahannya sampai
aki-laki yang tadi ia temui di atas tangga
ki yang menggagalkan aksinya itu. "Mengapa kau menarikku, aku ingin l
laki-laki berwajah bule itu
lebih memilih untuk beranjak pergi meninggalkan orang menyebalkan itu sendirian di atas roo
aki-laki itu dan segera pergi dengan kaki
itu yang keluar dari mulu
nggalkannya tiba-tiba sebuah senyu
ya sampai ingin nekat terjun dari atas sin
arang sudah waktunya istirahat. Laki-laki berwajah bule itu memut
ng baru saja ia selamatkan itu masih sangat jelas di pikirannya. Cara gad
*
nya waktu cukup lama untuk sampai disana. Satu persatu lantai mulai ia turuni hingga kini ia sudah sampai di lantai 2 yang artinya sebenta
laki yang tak asing baginya. Sosok laki-laki yang sudah sejak lama bera
h ia temui akhirnya bisa kembali dilihatnya. jantungnya kini berdetak sangat kencang seper
ah sampai di lantai 1?" ucap seorang laki-
ng yang juga berada di dalam lift, perlahan Sofia mulai
Permisi," ucapnya pada laki-laki tua
i saat ini?" gerutu nya sambi
kamar mandi, Sofia segera berlari menuj
menangis di atas rooftop tadi, tak lupa sebuah senyuman k
kasih karena sudah menolongku, hingga akhirnya aku selamat dan kini
hidupkan air wastafel dan segera membasuh
u?" ucap Sofia dalam hati dan segera keluar setelah
lan menuju ke kantin. Tatapan Selin masih saja terkesan tajam jika melihatnya, entah ba
pergi ke kantin dengan langkah kaki yang sedikit di pelankan.
ngat pelan," ucap gadis bernama Dara y
n terlepas Dara," sahut Sofia deng
an tawa karena sahabatnya itu memang bena
ejadian itu aku tak melihatmu
habatnya itu. "Ee..., tadi aku dipanggil pak Arwana ke ruangan
ipi itu pada Dara dengan harapan semoga dia tak lagi
u saja yang pesan makanan," ujar Dara sa
pa menu yang kamu pesan saja," jawab ga
si ku baik-baik," ucap gadis kecil itu