Mencintai Wanita Malam
orang CEO di kantor peninggalan ayahnya, ia yang adalah seorang CEO pasti sangat sibuk dan itu membuat ia merasa sangat stress. Ia memang buk
gendut yang selalu mendapat penolakan oleh perempuan, tapi ia sering sek
itu lho, jangan terlalu sering dong!" ujar Riko pada sahabatnya itu samping menepuk bahunnya menandakan keakraban mereka.
ngan hembusan angina, mereka pergi, membuka atap mobil itu. Sahabatnya juga berdiri bagai seorang anak muda yang masih labil, dengan memam
menyapa semua orang yang ia kenal di luar bar itu. Sedangkan Riko, turun dengan gaya santainya dan terlihat biasa saja, dengan kekayaan yang ia miliki, berbanding terbal
n, orang tersebut terlihat sangat bingung karena ia bahkan tidak mengenal Reno sama sekali.
sahabatnya itu, tak lama setelah itu sahabatnya juga langsung tertarik pada seorang perempuan yang berjalan
kearahnya dengan mengibaskan rambutnya yang panjang dan indah. Namun, tiba-tiba wajahnya berubah,
" jawabnya kasar pada Reno. Riko langsung tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang di katak
tan ngejek dong." Keluhnya pada Riko, ia merasa sedikit marah pada Riko. Namun, i
. Yasudahlah, gak masalah. Cari yang lain lagi," ujarnya menasehati sekal
untuk berjalan mengelilingi bar itu karena sesungguh
asa sangat tidak nyaman melihat begitu banyak wanita dengan pakaian m
asuk. Banyak perempuan lalu lalang di hadapannya, suara musik yang membuat telinganya tidak bisa mendengar suara
yang tinggi dan sangat pekat itu. Lampu kelap-kelip membuat matanya tetap melihat bayangan lampu itu, walau ia sudah menutup
idak didengar oleh sahabatnya itu. Namun, benar saja Reno tidak mendengarnya sama sekali dan terus menggoyangkan kepalanya seturut dengan alunan musi
dak tahan dengan itu semua, ia langsung menarik Reno keluar dari bar menuju dimana ia m
dalam bar itu. Namun, Riko tidak peduli sama sekali dengan hal itu, karena ia memang sangat tidak nyaman dengan tempat itu sama sekali. Ia merasa
sedang berada di pojok di samping sebuah tembok, sepertinya ia sedang b
puan yang di lihat oleh sahabatnya itu, tapi pada saat itu Riko belum melihat perempuan itu. Namun, Reno menepuk-nepuk bahu Riko ingin menga
at perempuan dan menujuk ke tembok itu, Riko juga melihat ke temb
tu, berniat untuk segera pulang. Tapi, sahabatnya itu malah menarik kembali tangannya, karena
at malas mengikuti sahabatnya itu, namun mata
an sesampainya disana, ia sangat terkejut ketika ia melihat seorang perempuan dengan lebam di wajahnya sedang jon
uk lagi dari sana karena ia sangat ketakutan, d
, aku benci! Ia menyiksaku!" teriaknya sambil melihat k