FREE FALL
juga laper kali." Imbuhnya yang mendengus kesal denga
jam Leah akhirnya keluar kamar mandi. Tak lupa tangannya membawa gelas bekas air minumnya tadi un
irinya tak tanggap mengembalikan kesadarannya. Iya, matanya itu menangkap sosok yang sangat dirinya hapal postur badannya walaupun hanya dari bel
. Memastikan bahwa wine malam itu sudah tidak lagi mempengaruhinya, atau bahkan masih belum menghilan
laupun dirinya belum sepenuhnya yakin jika itu Ryu. Efek wine kemaren membuatnya semaki
hari ini, tapi malah dirinya sudah dipertemukan dengan Ryu sepagi ini. Membuatnya ben
ah pembuka yang sangat bagus bukan seharusnya? Tapi kenapa rasanya seluruh badannya ini tidak bisa diajak kerja sama sama sekali, mulutnya benar
berat yang akhirnya m
milik Ryu. Membuatnya yang sedari tadi sudah
a. Untuk kesekian kalinya Leah harus mengutuk dirinya sendiri karena menciptakan jawaban
sibuk bergulat dengan bahan masakan yang ada di depannya i
membuatnya masih tidak merasa lega adalah jawaban Ryu. Iya, Ryu tidak menjawab apapun atas kalimat yang barusan dir
yam yang sudah berada di tangannya. Meletakkannya dengan perlahan di meja makan, tanpa sedetikpun matanya men
atapan tajam. Mengisyaratkan bahwa sebaiknya dirinya itu duduk diam saja, dan tidak melakukan apa apa. Bak seorang anak kecil yang takut dimarahi ayahnya, Leah hanya
Leah pada Ryu yang sekara
Jawaban Ryu singkat pendek dan jelas. Mem
n jika Ryu mendiaminya saja seperti ini. Ryu yang biasanya suka berbicara random dan mengawali
an jika bertemu dengan Ryu s
Leah, tangan Leah terlebih dahulu memegang tangannya. Membuat nasi itu tertahan di tangan Ryu. Leah menatap Ryu dengan tatapan penuh arti, berusaha membua
asih tidak ada jaw
eah yang sudah tidak bisa menahan lagi rasa tak suka
h yang akhirnya membuat R
Lo nyembunyiin sem
an dirinya dalam dalam dari bumi. Bagaimana bi
untuk ngomong sama Lo lagi." Timpal Ryu deng
yang akan dilakukan Leah, asal tidak berbohong padanya. Dan kini apa? Sungguh sebenarnya Ry
uatnya. Tangan mungilnya itu mencoba meraih tangan Ryu yang sedari tadi sibuk meny
nta maaf Ryu tapi tolong j
Terserah dengan apapun yang akan dilakukan Ryu padanya. Yang terpenting baginya adalah Ryu tidak boleh mengabai
salnya meleleh entah akan melumer kemana. Di tatapnya gadis itu dalam dalam, manik manik hitam matanya benar benar memancarkan ketulus
sesuatu pada Leah. Bantal kursi dengan sebuah selimut yang sengaja dia ambil dari lemari Leahlah yang akhirnya menemaninya tidur di kursi tamu. Apapun yang dilakukan Leah, ha
benci sama Lo kan Li, makanlah s
senyumnya barusan yang tanpa sadar mengundang
anya Leah sekali lagi, ditatapn
nya. Iya, binar mata itu yang hanya membuatnya terlihat lemah dihad
, makanlah kita