Antara Cinta dan Derita
u bantuin!" ucap Raza
berdiri dan masuk ke dala
a susah banget sih
i seorang Raza. Rara kembali ke ruang tamu bersamaan dengan Fatimah
tu berdiri di belakang punggung Fatima
ni makanan dan minum buat R
Raza. Sedangkan raut wajah
! Silahkan di makan. Anggap saja rumah send
Fahri," kata Rara yang sudah
ki-laki itu pindah mendudukkan pantatnya di samping
namun ia segera menggeser tubuhnya lebih m
sesuai dengan pengajian kita besok!" Rara menatap
t karena kita belum tahu berapa kira-kira pengeluarannya be
ena tak ada jawaban da
edit," jawab Rar
posal itu sesuai yang Raza katakan. Laki-laki itu menjelaskan tentang proposal dengan sangat
sampingnya, Rara kaget melihat Raza yang men
da a
t!" ucap Raza kembali
ahasan mereka seputar pembuatan
r tenggelam. Sedangkan kedua orang ini masih sibuk membuat proposal. Sesu
tankan besok! Aku pulang dulu ya," pamit Raza sambil memasu
njawabnya den
n bunda kamu, aku mau
era beranjak dan men
pulang-" Rara tidak m
malam dulu!" tanya Fatimah
anyak hidangan makanan, entah kapan Bun
mbali bersama Raza yang
silahkan duduk!" Fatimah mem
nte, maaf merepot
ain dari tadi berdiri di situ? Ayo
nyeret kursi d
tanya Raza mencari
ah pada sosok yang data
ai, Adit terlihat baru saja bangun ti
adit sambil men
n apa?" tanya
n menenggelamkan kepala di kedua
buat kak Rara saja ya!" kata Rara samb
banget, suapin!" Adit langsung
kecilnya yang menggemaskan itu. Tanpa sadar tatapan mata Raza selalu tertuju pad
r suara dentingan sendok yang beradu. Dan celoteha
a," Raza memecah keheningan. Rara menoleh
dan pamitan ke
rumah kita 'kan sekarang juga dekat," ungkap Fatimah lagi, Rar
g dulu." Laki-laki itu
aza sampai rumahn
umahnya, sampai depan saja ya,
di depan rumah kita." Fatimah
Rara kebingungan men
hu sendiri, sana Ra
ana Rara tidak melihat kendaraan apapun yang dibawa oleh laki-laki itu. Akhirnya Rara men
Rara karena tidak melihat k
apa?" jawab l
erti ini. Lain hal kalau kamu berdiri di pinggir jalan raya sana!" g
aik taksi," te
laki itu sajalah. Mau dia jalan kaki s
ki itu menarik tangan Rara untuk berjala
anjur berjalan di tengah jalanan dan tidak mungkin untuk berputar b
menghela n
ungkap Raza dan ber
yang dilakukakan laki-laki dihadapannya ini. Ternyata benar
," ucap laki-laki itu dengan
ampakkan ekspresi te
a!" tambah Raza lagi dengan mata berbinar, sedangkan gadis
itu diam-diam merasa senang, entah ini kabar baik ata
gadis itu menghentikan langkahnya
?" jaw
mat yang keluar dari mulut laki-l
tanya Rara mu
ki itu melamba
itu merutuki dirinya sendiri karena hanya itu yang berani ia lakukan. Raza menatap pu
lagi Ra, walaupun tidak bisa s