icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gigolo is My Father

Bab 3 Pengakuan

Jumlah Kata:1142    |    Dirilis Pada: 11/11/2022

Tok..

lek

dari keduanya terlihat muram dan bahkan wajah putranya terlihat lebam, tatapan mata mereka pun layaknya orang yang baru saja selesai menangis.

tanya pada Max lalu ia pun menatap perempuan itu seraya mengangguk sopan

pertanyaan dari Ibunya, ia ha

tegar dan tidak menjatuhkan air mata namun ternyata pertahanannya akhirnya runtu

pundak perempuan. "Baiklah lebih baik kita masuk," usul Bu Tami sedikit

sama-sama duduk di sofa sementara Bu Tami berusaha untuk menenangkan Laura karena tangisan

nmu menangis seperti ini? Apa kau melakukan

embuka suara. "Laura bukan temanku, but Laura

seperti ini? Sejak kapan kalian berhubungan, kenapa

Max berusaha sesantai mungkin, tapi saat ia kembali melihat Laura yang menangis sesegukan tentu saja me

enangis seperti ini?"

ah khawatir dan mulai curiga karena sikap mereka yang aneh dan tak wajar. Sekelebat pikiran overthinking menyelimuti Bu Tami, na

, agaknya Max kesulitan untuk mengatakan sesuatu hingga

e say something!" desak B

gatakannya. Tapi ia harus jujur pada Ibunya meskipun ia sad

x yang melakukannya

angat tak menyangka dengan apa yang di lakukan putranya. Sebisa mungkin Bu Tami bekerja paruh waktu untuk membiayai sekolah Max, tapi seketika saja harapan yang ia bangun harus runtuh begitu cepat. Bayang-bayang ketika ia memikirkan Max di masa depan sangatlah

ilangan kata-kata dan ia hanya bisa menangi

an masa depan dari dua wanita yang sangat ia sayangi. Max mengerti betul bagaimana angan

takut melukai hati Ibu. Tapi pada akhirnya aku malah melukai keduanya. Aku sungguh menyesal," Max berucap tepat di telinga sang Ib

buat menangis. Tapi kau menyakiti hati kedua orang tuanya juga Max

ami dari awal." jawab Max lirih

dali dan langsung mendorong tubuh Max dengan k

ang seraya bangkit dari sofa lalu

perlakuan Bu Tami pada Max, namun sunggu

tapi kenapa semuanya malah menjadi seperti ini?! Dan mungkin itu artinya Ibu telah gagal mendidik mu, Max!" Bu Tam

ersimpuh di kaki Ibunya. Max me

abis pikir dengan apa yang terjadi, ia selalu b

begitu bodoh, hidupku terlalu berat, masalalu ku selalu membuatku menderita hingga berimbas pada pola pikirku. Aku tah

rma. Tapi ketahuilah aku tak pernah menyesal dengan apa yang telah terjadi, cinta benar-benar membuatku kehilangan akal sehat. Tapi apa mau di kata, semuanya sudah terjadi. Orang tuaku sama sekali tak

i bahwa rintangan itu masih panjang, banyak hal yang harus mereka lalui. Pemikiran mereka memang dangkal, tapi percayalah Bu Tami juga manusia biasa. Bagaimana pun mereka telah mengakui kes

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka