Marry Me, Uncle!
idak l
menyamping sambil memandangnya tersebut. Ditatap selekat itu, se
aha mengontrol ekspre
jawab Aletta masih dengan
inggal di wajah keponakannya. Pria itu mendengkus kasar
idak apa-apa." Aletta bergumam sambil meng
arahan pria itu masih ada. Padahal, Aletta sudah mendengar dari Bi Rindi k
tu masih murka pada
u mengingat kalau pria sialan itu pernah melukaimu. Dan aku tidak akan pernah
rlebih, Aletta juga tidak pernah melihat Pamannya menangis. Tapi
tta terasa menghanga
sambil mendaratkan telapak tan
u?" tanya Samudera samb
mpuan itu sambil mer
luk tubuh sang keponakan. Aletta menggesek-
u, but i can't. We
, tapi aku tidak bisa
mudera mendadak menegang kaku. Tapi, beberapa saat k
esulit ini," gumam Samudera yang han
apas berat. Ini mem
*
kau memperlakuka
kekasih duduk di ruang tengah. Aletta yang menyadari kehadiran perempu
ke kamar," ucap Aletta tidak mau
a kembali muncul. Jadi, solusi terbai
tanya Samudera datar
aku tidak pantas ke sini? Ke rumah kekasihku sendiri? Atau kau hanya terlalu
an Aletta! Kau jangan asal bica
ut tersentak kaget. Bukannya merasa takut, Lily malah semakin ter
ndah diri. Apalagi begitu menyadari wajahnya yang masih lebam dan berantak
Kenapa wajahmu seperti itu? Seperti orang yang habis diperko
isah membuat Lily langsung menyada
ko sa?!" tanya Lily tidak pe
dera sambil mengham
dai, tapi kau senang 'bermain' denganku? Apa i
L
kejut melihatnya. Mendadak, kilas kejadian kala malam itu ia ditamp
ontan memenuhi indera pendengarannya. Perempuan i
ertanya panik yang kontan membua
an sikap aneh perempuan itu yang tampak ketakutan
gan pukul aku lagi!" Perempuan itu terus berteriak histeris sa
ena Aletta terkejut melihat Samudera tiba-tiba menampar Lily. Dengan berat hati, Sam
mparku?" tanya Lily tidak habis pikir masih sambil mera
pantas mendapatkan itu! Beraninya kau menga
L
dera! Sejak awal kita menjalin hubungan, apa kau pernah melihatku jika ada Aletta? Keponakan sialanmu itu selal
dis cengeng dan lemah itu daripada aku yang jelas kekasihmu. Aku mer
sisiku? Kenapa kau tidak perg
aku memang pergi dan berhenti sejak awal. Bukan malah mengikuti per
a." Setelah memberikan tepukan di bahu
ia itu tidak merasa menyesal sedikit pun. Karena pada dasarnya, ia juga ber
alihan. Tidak disangka Lily
a dan berkaca. Melihat bekas tamparan di pipinya, p
una memanggil, beberapa saat kemudi
alan itu besok. Aku tidak akan gagal me
ikku ... dia harus mera