HELP: Psikopat itu Memburuku
ya, ketetapan Yang Maha Kuasa adalah takdir yang hanya bisa kuterima. Mungkin Ia memang berniat mengajarkan bahwa hidup adalah tentang peneri
ka. Rasa perihnya terkalahkan oleh pikiranku yang bergelut dengan pertanyaan apakah aku benar-benar membu
DRR
suk. Panjang umur,
dah ti
erkirim muncul di panel ponselku. Lalu,
i depan r
tu rumah, kutarik daun pintunya dan mendapati dua buah kantong plastik acungkan tepat di depan wajahku. Di antara dua kantong plastik itu muncu
apa kamu bisa tahu
i dalam? Tanganku pegal
ak pencarian yang mengakibatkan peristiwa pembantaian. Ibuku? Jangan bertanya. Sejak bayi, ia telah meninggalkanku dengan keluarga barunya. Di saat aku membutuhkan tempat untuk be
bawa apa?
ara men
soda!" sahutnya samb
ini hotel?"
eh lalu menarikku
haya nih!" goda Angkara dengan ekspresi tengil. Langs
santai. Ini, supa
odorkan Angkara kepadaku, lalu
ah tidur," kataku berinisiat
apa me
dan pemban
ong, kenapa
eng sambil menggigit kulit ayam y
amu g
tu Universitas Dandelion bahwa tokoh gadis keci
a, memang me
Rumor lebih jahat dari faktanya." Tutur Angkara dengan ekspresi menakut-nakuti. Kubalas saja
ngkar
ikan kamu enggak bertemu hal-hal jahat malam ini."
ni menerobos rumah sebesar ini? Aku punya dua petugas keam
n itu." Sanggahnya sambil me
. Tanpa kuduga, ia melepas pelan karet gelang dari pergelangan tangank
h jahat," ucapannya me
a mengeluarkan sapu tangan dari dalam sakunya, lal
ertangkap oleh si pria
egala aktivitasnya l
pikir ia hanya sedang mabuk. Jadi aku tetap optimis dan si pria bertope
ia tiba-tiba menanya
"Ak
ri ayahku." J
a dengan ayah-a
kokoh meski ia tak lagi bertuan. Perasaan sesal menyeruak setelah melihat Angkara men
ar saat aku acungkan kale
ena kita sudah tumbuh
sa bangga mungkin timbul di benaknya. Bunyi denting tipis terdengar saat kami saling membenturkan kaleng soda dan
an menyambungkan a
on film! Kamu suka
HORO
amu y
dia pulang, aku akan sendirian. Belum lagi akhir-akhir ini sering terjadi
at yakin
! Saat perempuan bertanya dua kali, berart
g jelas dia sudah mengambil ponselku untu
bil main ga
?" tanyaku d
pscare, kita harus rebutan menebak di
apa takut!"
h, mukanya dic
hantu. Adegan demi adegan terlewati. Kem unculan hantu pertama hingga ketiga Angkara m
jangan kamu sudah menonton fi
kara t
ang iya
URANG
Yang terpenting adalah wajah Angkara harus habis di tanganku. Kurebut lipstick merahku di tangannya, kucoba menyerang wajahnya meski kedu
k akan kubiarkan kamu
ngku sehingga aku hampir terkapar di
kara berhenti
ak bisa, w
Aku menyerah! Amp
Siapa yang kamu
an dan aku menertawakannya karena wajahnya seperti badut jelek. Pada akhirnya, sofa menjadi lambang perdamaian ka
an di bahuku. Tubuhku menegang dan tidak tahu harus ber
amu nggak akan m
saja." Jawabnya
ku susah membangunkanmu. Dan eum,
tik, seperti kesulitan untuk men
ma kasih, mulai seka
embuat perasaanku yang telah lama mati kembali hidup. Entah itu rasa bahagia, rasa kesa
I wi