Istri yang Direndahkan
sedang terjadi. Sedangkan Dira masih merasa sakit hati kepada ibunya Haidar. Namun, Haidar tetap memperlakukan istrinya
nita itu dengan tersenyum, ia tengah melihat istrinya yang kelelahan
sihan dedeknya belum makan," ujar Hai
kasur terlebih dahulu. Haidar memberikan air putih kepada istrinya. Dengan wajah yan
mu badmood ya?" tanya Haid
mata mulai terbendung di matanya. Melihat istrinya akan menangis, Haidar langsung memeluk istrinya dengan erat, entah apa ya
a sudah tenang, Haidar masih
dulu. Namun, ibu sama sekali tidak mau dengar. Lalu, ibu berkata jika aku tidak becus jadi istri, karena
t kamu, jangan terlalu memikirkan hal seperti itu, tidak baik untuk dedek bayi dan bikin kamu terteka
unya akan membuat Dira sakit hat
buatmu malu. Sedangkan aku tidak bisa resign dari pekerjaanku, besok saj
ut, pasalnya, istrinya sama sekali tidak m
ayanya?" t
lanjur, Dira pun sekalian menyebu
berkata lebih awal dengan Haidar dan kini Haidar juga sedang tidak ada uang sam
arin, sih?" Nada bicaranya se
t ketika suaminya
akan." Dira menjelaskannya kepada suaminya yang sepertinya lupa." Dira
a tidak punya uang sama sekali, dan
bu, ya? Kamu tenang saja." Haidar ber
tuk lahiran besok. Kita bahkan belum beli pakaian bayi sama s
g. Jangan khawatir pokoknya," pungkas
kan pekerjaan rumah bersama-sama. Cukup sulit untuk Dira berjalan,
tika Haidar tengah mencuci motor dan Dira tengah bersantai di teras sembari makan bu
anji bakal kalian bayar!" tanya beliau dengan nada
jut bukan main. Karena Dira jelas hafal bet
u? Kan janjinya juga t
jian besok, Mbak! Katanya mau bayar h
dak memiliki uang dan merendahkan Dira dan keluarganya. Beberapa tetangga pu
lagi, Dira menolak dan ia tahu, pasti setelah ini
sok? Kenapa jadi sekarang nagihnya, sih? Sengaja ya?" Haidar
an sampeyan saja nggak kerja, kerjaannya di rumah terus! Pantesa
dari kami, ya sabar lah, Bu! Ibu juga uangnya ha
a sama sekali! Pokoknya, saya nggak mau tahu! Besok uangnya harus
besok, kok!" balas
Dira tidak heran lagi, karena memang kompleks yang ia tempati cukup banyak drama yang terjadi
harapan akan dibantu. Namun, ternyata Haidar sama sekali tidak menda
ikmu butuh biaya untuk kuliah! Dari awal bapak nggak setuju kamu menikah sama
ntai! Kalau nggak mau bantu ya sudah, nggak usah sambil menghi
knya seakan tengah meny
m diri sejenak. Ia mendapatkan sebuah
gumam Haidar yang tengah melihat a