HOT WIFE - Mengejar Cinta Istri Kecilku
u'alaiku
tuju pada seseorang yang tengah terbaring lemah di bed stretcher, i
erteriak. Memaksa diri terbang
ung tanganku tapi nyatanya, salah. Ia langsung merengkuh
a seraya satu tangan lain menyimpan barang b
pergi? Jangan tinggalkan aku lagi, Kak." Enzy teris
ggalkanmu seorang diri." Aku menjawab pelan, puncak kepalanya
tidak, aku harap ia bisa sedi
ang berdampingan dengan wajah memelas. Masih melingk
kit, mereka terus menggangguku tanpa henti
jur tentang ketakutannya pada hantu ag
okter mengizinkanmu
alau mereka menggangguku lagi? Biasanya, s
annya, sesegukan Enzy terhenti dan kembali mengarahkan bola mata keco
agar menghangatkan setengah bagian tubuhnya. Dia mengulum bibir, usai menyeka
a terasa sesak karena ia ma
lalu menyasar sudut bibirku dengan jemari. "Kenapa muka Kakak memar be
iam. Tak mungkin juga kujawab jujur jika telah mendapat pelajaran berharga dari ayahnya. Ya
rkelahian. Tapi untung saja ia sudah di
garis wajahku, tapi kemudian sunggingan
" tanyak
rd papa, tapi kalah dengan seorang pencopet?" Enzy terkekeh kec
u mengkhaw
gkus kesal namun
r dan makan yang cukup, supaya penyakit lambungmu tidak kambuh lagi. Aku akan memantaumu dari s
ya mengikuti gerak tanganku yang membuka satu porsi bubur. Selain itu
bodoh itu lagi," ujarnya. Pelan menahan tanga
ang kau menyesa
ati itu lebih sakit. Tanganku sekarang sakit sekali, ini pe
a dengan sebuah penyesalan. Tapi? Ia sangat juj
menangis dan mencoba bunuh diri, sekarang ia tertawa seolah semuany
sekali menebak hati anak ini?! Aku tidak mengerti,
etika semburat cerah di wajah E
aja. Dua sendok sudah makanan tertelan olehnya, setela
ya melayang jauh ke tempat lain netranya be
yentuhnya, entah kenapa aku tidak takut apa-apa lagi. Tenang dan bahagia, aku juga
utanyakan hal ini padanya, untuk apa?
h.
mpak kecewa mendengar
durnya, gesekan besi beradu dengan lanta
n makanmu
adi katanya mau menemaniku, jangan t
tak peduli dan tetap membawa langkah ke luar
r bo
idasari cinta, bahkan setelah semua h
nggunakanku sebagai alat
*
ma. Berjalan terbungkuk masuk ke dalam rumah, Enzy m
sigen masuk hidung terasa di punggung. Hari ini dokter sudah mengiz
bahkan ini sangat berlebihan. Ia merengek, meme
i seka
ini berat," protesku. Menggerakkan bah
aiki anak tangga itu? Lagipula, kenapa sih akhir-akhir ini Kakak jadi jutek k
gkah terus membawa kami mena
n Enzy walau itu sangat merepotkan. Dulu aku tidak pernah ingi
pantas disebut seba
. Mengeratkan lingkaran lengannya di leherku, suaranya kembali memudar. "Mereka semu
tahu tujuanku menikahimu karena apa? Itu art
punya ayah dan saudara. Sekarang, orang terdekatnya hanyalah aku. Tapi dua hari selama ia tinggal di
ng berusaha mengusik ket
n menjadikan Enzy sebagai pelampiasa
snya mengingkari hati, namun gerak tubuh sering tak sejalan. Berlawanan ara
nyaman, membimbingnya juga memberikan
Jadi, aku ingin setelah ini Kakak mengantarku ke tempat
dak
ukan ibu, tapi Arvin. Hanya saja ia teru
r li
gin bertemu ibu. Baw
dak
apa Kakak tidak mau mengantarku?" Ia protes, meronta-ro
u
it sekali, Kak ...," ujarnya. Ia terduduk pasrah di la
ketika ia masih sibuk memegangi p
juanmu sebenarnya bukan ibuku, kan?!" Tanpa belas kasih kuma
olah terhipnotis mentapi gerak jemariku. Sesekali melumasi
u. Tidak ada izin, jangan sesekali kau coba pergi sendiri karena kau akan mendapat hukuman darik
dalam otak istriku harus segera diber
tu bulan saja, jika tidak bisa membuat Enzy mengubah tujuannya, atau
melemah, menunduk lesu dengan bibir mengeru
gin menikah denganku?!" Aku menatapnya lekat
u kutinggalkan saja ia di tempatnya tanpa me
kak
memanggilku ia tersedu lagi. Akhinya kami mematung di depan daun pintu kamar, telapak tanganku bahkan masih menemp
pas
padaku," rengeknya. Mengencangkan l
disertai wajah pucatnya sempat mengusik kemarahanku yang hampir naik ke puncak. Me
diami Kakak selama dua hari kemarin
gin aku tidak marah
repotkan Kakak lagi. Asal Kakak jangan marah. Kalau Kakak marah, ak
ku hanya akan berkat
memper
ni adalah manusia, apa k
atanya yang sudah mengering dari tangis. Alisny
anusia, memangnya
sa indah kecokelatan itu terhalangi. Mengecup bibirnya lembut,
ti, tak lepas juga tatapanku yang begitu ingin jauh
anlah keberadaanku, karena ak
s menatapku dalam tak sepatah kata pun keluar dari bibir tipisnya,
hkan lingkaran lengannya di tengkukku. Hingga setengah bobot t
u, Kak. Maa
k tangan besarku mengusap tengkuknya yang ingin memberi ketenangan. Aku paham, dalam tengah yerjadi peperan
lam hitungan detik tapi untuk melupakann