Scenario Of Love
wujudnya. Di rumah kontrakan yang memiliki lima petak. Bulu mata lentik itu bergerak
dengan volume keras. Bahkan suara musik itu bercampur deng
bangun tidur. Ia sempat menoleh ke arah jendela yang tertu
cil di samping ranjang. Ia mengambi
03.0
n belum berkokok tetapi di sa
amar di samping. Pintunya terbuka, sempat mel
srek ...
angan kurus menyikat baju k
i samping aku keren. Dari
bok aku
bobok a
ndi terhenti, lagu yang liriknya diubah sesuka dia itu tak lagi di
- dimana ponsel itu diletakkan. Lalu
yang pagi-pagi sekali sudah membuat kebisingan itu
Bahkan dapat mengalahkan dinginnya angin pagi. Kedua tangannya bersidekap di dada. Tatapannya tajam seolah dapat menusuk lawan
takut tahu. Makanya volumen
ga. Lagian kalo takut ng
lo ini gak up to date banget deh jadi orang. Dua hari yang lalu kan warga RT sebelah ada yang berpulang, ya gue takutlah. Senga
g tidur tahu gak? Bukan hanya gue, ta
musiknya udah mati, seka
an yang lebih muda darinya itu. Ia me
a? Katanya mau
r .
r .
cewek cantik-cantik juga!" Akhi
l 09
daraan apapun. Yusan merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Televisi yang menyala ia acuhkan, tet
rdiri di depan pintu. Yusan menengok, tampa
bertambah." Perempuan itu mulai bercerita setelah selesai menyeruput minumannya. "Setelah gue ambil beberapa gue langsung k
nanggapinya dengan malas. "Terus uang itu untuk apa katanya?" tanya
ilang b
Fokusnya hanya tertuju pa
a ju
ngun. "Dalam rangka apa dia ngasih lo uang segitu? Buat lo lagi? Gue gak di
emudian ia mengedikkan kedua bahun
ilang ke Yusan mami juga kirim dia
salam buat lo k
?" Sera mengangguk
n memilih menghabiskan waktunya di kamar masing-masing. Di kamarnya Yusan sibuk memiringkan ponsel yang baru dibelinya satu
u saat tampilan ponselnya me
i kasurnya. Tenggorokan yang terasa kering
ada apapun, sepi melongpong. Hanya ada jejeran botol yang terisi air. Meski tujuan awalnya memang
minimarket. Karena biasanya pere
emasuki kamar. Diliriknya kamar Sera yang pintunya tak ditutup. Menampilkan celah sedikit. Rasa pena
dibelinya. Hal itu diyakini Yusan karena di ranjangny
endorong pintu. Membiark
i depan cermin, men
tnya apa?" tanya Yusan. Tangan
hu kapan aja
uang uang. Harta gak dibawa ke liang lahat!" bala
menyelimutinya. Ia rasa Lira begitu pilih kasih. Kenapa yang diberi transferan hanya
kamarnya. Begitu pintu tertutup rapa
*
dapat mencairkan suasana. Hal itu membuat benturan alat makan terdengar nyaring. Sambil makan mereka sibuk denga
as barunya yah," pinta Yus
juga gue akan p
ng berharga lo juga," pinta Yusan lagi. Hal itu membuat Se
cana kita hari ini," papar Yusan. Usai berbic
meja ia masukkan ke dalam tas. Segera ia berdiri, mel
tuk segera pergi ke kampus.
kir keras. Haruskah ia melakukan ha
pagi. Malam ini di gang sepi yang remang karena minimnya sebuah pencahayaan. Seseorang bertubu
aktekkan tentang hal apa yang harus para preman itu lakukan. Para preman yang s
t sini?" Setelah cukup lama mereka mendengar penjelasan seseoran
utaan uang. Menarik kan?" ujar seseorang itu yang tak jelas wajahnya kar
agia bercampur senang. Telinganya sangat sensitif jika mendengar
nya sangat menarik,"
anakan tugas tersebut?" tany
g serta berdiri tepat dikegelapan m
rang