Bisik-Bisik Tetangga
ang tamu merasa aneh dengan dirinya yang menemui Anita tadi. Ia mengusap per
k kecil itu membuat Hanu
k, minta Mbak Ani ambilkan baju ga
ucap Namira lagi membuat Hanum tersenyum
manggil Ani asisten rumah tangga mereka. Hanum menghela nafasnya menatap kepergian Namira lalu memijit pelipisnya yang terasa pusing. Ia bangkit menuju kamarnya berniat untuk beristirahat karena
an?" tanya Hanum me
ntuk istirahat." Hanum mengangguk p
edikit pusing mau istirahat sebentar.
mendekati kamarnya. Hanum masuk ke dalam kamar merebahkan tubuhnya yang terasa lelah. Ia melirik jam me
ibu terlihat ibunya masih istirahat di dalam kamarnya. Rendi mendekati kamarnya dan melihat Hanum juga tidur di kasurnya, Rendi kembali menutup kamar dan mencari Na
di. Rendi tersenyum dan mengangkat putrinya menggen
a?" tanya Rendi memb
kolah dengan Mbak, Ani." Rendi meli
a akhirnya kembali ke kamarnya menemui Hanum yang tampak masih berbaring di ranjang. Namira kembali melanjutkan tugas sekolahnya di temani Ani. Hanum yang baru saja terbangun seketika menoleh ke arah pi
" tanya Hanum membuat Re
a Rendi membuat Hanum
apa kamu tanya seperti itu
nita, tadi?" Hanum
apa?" tan
a, Anita?" Hanum mengerutkan dahinya bingung, ia tidak melakukan
n apapun pada Anita
amu tidak katakan saja terus terang, saat ini Anita sedang berbaring sakit karena kamu
aku sadar jika dia sedang mengandung, begitu juga aku, aku tidak mungk
nmu itu, apa maksud kalian berdua menyerang Anita seperti itu, aku tidak bi
n kamu percaya begitu saja ucapan Anita, aku juga sedang mengandung, bukan hanya, Anita, Mas!" ucap Hanum mulai kuat, ia merasa
ni untuk yang terakhir kalinya." ucap Rendi memperingatkan Hanum, Hanum mengepalkan tangannya kuat merasa sesak di hatinya. Mengapa Rendi lebih perduli
dengan nada bergetar. Rendi bertolak pinggang menatap Hanum dengan wajah marah, Hanya tahu jika Re
irnya. Hanum duduk di ranjang mengusap perut buncitnya
rang, aku mau istirahat." ucap Hanum dengan nada datar merasa s
anmu itu." Hanum menghela nafasnya kasar mendengar ucapan Rendi. Ia tidak menjawab ucapan
n jelas terdengar.
n aku, Hanum!" Hanum memejamkan matanya merasa pusing kare
au Namira mendengar pertengkaran kita, terlebih lagi, Ibu." jawab
ngguk memejamkan matanya merasa sesak seakan ia bersalah di sini. "Aku juga minta maaf jika menyakiti perasaan kamu, Hanum, aku han
di berpamitan. Hanum mengangguk
kandungan Hanum. Hanum meneteskan air matanya, suaminya sendiri menemuinya hanya untuk memperjelas apa yang ia lakukan terhadap madunya. Rendi terlalu banyak berubah, mungkin