Esok (Kamu Akan Bahagia)
lang
li berbisik pada ilalang. Dan tak jarang ber
atahari yang hampir tumbang objek utam
t jalanan di depan gadis itu mulai lengang.
ng. Tangannya membenarkan anak rambut yang tertiup a
untuk menyebrang di area itu. Tidak ada juga seorang pengatur lalu lintas atau semacamnya. Hal itu membuat k
berhasil berada di sisi jalan trotoar yang lain. D
ko di pinggir jalan masih dengan mudah ditemukan. Pedagang keliling pun masih dibilang ba
itas rendah, hidup di sana bisa dibilang aman. Harga makanan dan bahan pokok lainnya pun masih terjangkau. Ah, jangan lupakan laut kecil kebanggan t
nggal di pinggiran kota Trisa.
kerja yang menjan
gi buta untuk pergi ke pusat kota untuk kemudian beramai-ramai pul
ali atensi gadis dengan hoodie coklat
ik ponsel setelah menekan layar p
a?" Suara serak khas orang ya
rang. Aku juga membaw
akan menyiapk
kan segera
lu ingat untuk berhati
ut. Menghiraukan ucapan tersebut dan
bukan an
harus dikhawatirkan? Aku hanya perlu melangkah lurus di ja
mpat
anpa arah dan tujuan yang jelas. Tak terhitung bera
iran kota dan benar-benar berhenti di jembatan. Itu pu
ac
ri perawakannya, usianya mungkin berkisar dua puluh lima tahun. Ia mengenak
ungan sekitar. Dia sudah memeriksa ponsel. Namun tidak ada h
r dari dalam mobil dan mencari bantuan warga sekitar. Saat itulah dia melihat sebuah sungai yang mengalir di bawah j
mengh
n besi yang sudah karatan itu, hal-hal yang
kau bisa pergi
ku bahkan merasa ingin muntah karen
ung Ayahmu. Orang lain pun akan berpikir kalau k
ak Pres
sekali tidak mirip
abis-habisan karena dia sama se
itu meny
ungkin aku akan bunuh
mend
ndapatkan sarapan berupa makian dari sang Ibu dan ekspresi jijik sang adik, Ettan
. "Aku kembali dari Australia setelah menyelesaikan
ang kini terlihat sedikit berwarna oranye. Senja di langit ba
gsung mati jika j
nyol se
anan. Entah sejak kapan, Livia s
" Ettan menoleh, menatap
natap aliran sungai. Titik yang sama
dak cukup untuk membuatmu tenggelam. Dibandingkan mati, mungkin kau hanya akan mendapatkan
E
eralih menatap Ettan yang lebi
nya niat untuk bunuh diri, aku pu
ar
celana setinggi lutut. Rambut panjang diikat asal ke belakang, menyisakan poni rata di atas alis. Buka
si dengan tatapan Ettan, Livia kin
ut aku k
berganti menatap Livia dengan sorot horor. Sepertinya psikopat s
terg
mu. Aku hanya harus mene
yang akan
ni berde
mau mati a