icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kebangkitan Darktian

Bab 2 Kehilangan

Jumlah Kata:1795    |    Dirilis Pada: 22/10/2022

kan semua yang dia lakukan, Bin menjadi tempramental. Agar tidak tanpa sengaja mengatakan hal-hal buruk, Bin memilih untuk pergi dari rumah sesegar mu

al bahwa dia meman

n ingin melaju kencang bersama kendaraan lainnya, dia masih tetap terlihat seperti siput yang merangkak sedikit demi sedikit di mata orang lain. Terlebih lagi saat ini Bin

ai dan melihat beberapa orang tertawa mengejek melempari mobilnya yang bergerak lambat d

rongs

mobil siput yang

n siput lebih

dak malu menggunakan

jam dan berat, maka tidak masalah sama sekali. Lagi pula di matanya, orang-orang itu merupakan orang bodoh yang mengatai ora

dengan mobilnya, orang-orang yang menganggur itu bersikap gila dan mengutuk mobilnya sebagai b

odoh," g

ti pemandangan kota yang sibuk 24 jam tanpa henti, namun kenyataannya dia b

muncul di layar informasi yang memberitahukannya bahwa en

nya kembali pulang ke rumah. Melihat waktu saat ini, kemungkinan besar orang tuan

epatan yang sama dan terus menerima perlakuan buruk

menurunkan kecepatannya. Dia tidak bisa memaksakan energi keluar atau mobilnya akan mogok di tengah jalan. Ini juga merupakan sal

a yang ekstrem, dia tiba-tiba menyipitkan matan

embali muncul. Namun semuanya bergetar menjadi lebih kuat, Bin mengusap

satu. Mata Bin segera melebar, berada di atas mobil apung membuatnya tidak menyadari getaran di tanah yang sedang terjadi. Dia s

gannya yang gemetar untuk mengaktifkan mode layar

ih kaku, teriakan dan jeritan dari orang-orang sekitarnya

nya. Dia orang yang lemah dari lahir, dan takut akan masalah. Setiap terjadi sesuatu yang tidak dapat diproses

pikir bahwa ini tidak nyata. Sebuah bangunan tidak dapat menahan dahsyatnya getaran dari akar bumi dan ja

bahkan dalam menghadapi kiamat bisa runtuh sep

i tubuhnya. Dia segera mengaktifkan mobil dalam mode terc

an mendengung di kepala Bin, jeritan orang lain dan suara reruntuhan bangunan

gat berbahaya. Bin mengendarai mobilnya dengan cepat sembari terus menghindari puing bangunan yang terjatuh ke arahnya. Detektor energi mo

h, namun kecepatan mobilnya kian menurun dan ter

ik rambutnya frustrasi melihat ke depan di m

n tidak dapat membedakan pandangannya apakah getaran tersebut disebabkan oleh pusing kepa

ti di tengah jalan, Bin tidak d

untuk membuka pintu ketika salah satu tangannya mencengkram dadanya dengan erat. Baru sa

menuju rumahnya. Terdengar benturan keras di belakangnya, Bin berhenti dan berbalik, melihat m

rus orang-orang yang berlarian menabraknya. Tak terhitung berulang kali dia t

g retak dan jatuh dengan keras ke tanah. Napas Bin menjadi lebih kacau, kepalanya terasa akan pecah terlebih lagi suara sekitarnya yang

hnya dingin seolah akan dibekukan oleh suhu udara,

reka runtuh dengan cepat tanpa memberi waktu orang lain untuk menghindar. Dengan mata kepalanya sendiri, Bin melihat

ng tampak akan meledak. Pupil matanya bergeta

ri dengan cara pincang menuju rumahnya. Kepalanya mulai membayangkan kondisi rumah dan keadaan keluarganya. Seolah ota

erulang kali juga dia berusaha bangkit dan terus berlari ke rumahnya. Gempa dahsyat tak kunjung berhenti, tampak t

ah Utara, kabut tebal menyelimuti, bergerombol bagai badai yang siap menghancurkan sekitarnya. Tak perlu waktu lama untuk pohon dan tumbuhan di seki

nan roboh. Penampilan orisinal rumah yang dilihatnya beberapa jam yang lalu telah menjadi ilusi

uhan rumahnya dan mulai dengan gila-gilaan memindahkan puing bangunan yang

cul dari bawah reruntuhan. Bahkan tanpa melihat wajah dari pemilik tangan tersebut, Bin sudah

kan puing-puing dengan segenap kekuatann

g menekan tubuh ayahnya dengan usaha keras namun tidak dapat menggerakkannya. Tangannya telah tertusuk oleh

ahan dan hampir gila olehnya. Pandangannya berkelana di sekitar, ingin mencari sesuatu yang bisa membantunya

engan corak yang sama dengan kain tersebut. Mata Bin sukses menjadi mer

k mungkin meninggalkanku, kan?"

bisa segera sadar dan terbangun dari mimpi buruk ini. Dia berharap bahwa dia akan melihat wajah gembira adikn

entur di puing bangunan. Bin dapat merasakan aliran darah yang mengalir keluar dari kepalanya. Tubuhnya menjadi lemah tak dapat lagi d

git. Tepat di atas hutan perbatasan wilayah Utara, langit berwarna merah darah dengan aura suram dan mencekam. Pandangan Bin kabu

ik hitam yang berhamburan, hingga akh

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka