Kekasih Satu Malam
uara begitu saja sudah membuatnya terasa lelah kembali, "ka ... kamu bukan Deric."
kaki Rai beriringan dengan detak jantung Sang ga
erasa sangat panas dan napas lebih tidak beraturan dari sebelumnya. R
entah dapat kekuatan dari mana Rai bangun dan membuat gadis itu berada di bawahnya, seketika itu pula San
embuat beberapa bagian baju gadis itu robek, dia menatap Si ga
*
is membuka matanya. Dia melihat ke arah sekitar dengan kepala pusing dan seketika g
dis itu mencoba mengingat kejadian tadi malam, dan seketika dia menutup mulutnya begitu dia mengingatnya
sampingnya. Detik berikutnya perhatian dari pemilik mata abu-abu itu teralihkan ke dering ponsel miliknya. Dengan cepat dia mencari
ng juga! Ayah mencarimu
, memungut semua pakaian yang tercecer di lantai dan masuk ke kamar mandi. Sayangnya saat sudah masuk ke dalam
rgi meninggalkan lelaki itu, tapi tidak lupa gadis itu mengambil gambar dari pria asin
hat sekitar. Dia melihat dirinya sendiri tanpa busana, tapi yang membuatnya kaget ada
gadis yang dia tiduri itu walau dia be
r. Tidak lama seorang wanita masuk ke dalam tanpa busana dan sengaja mengacak-ngacak r
a tersenyum senang, tanpa perlu kehilangan mahkota miliknya dia masih bisa menikah dengan lelaki kaya itu
ah cinta juga akan menoleransi itu semua begitu juga dengan dua bersa
an aneh orang-orang yang tertuju ke arahnya. Dia juga sudah tidak peduli penampilannya dengan
arang ini. Akhirnya setelah menunggu beberapa saat Ana mendapatkan taksi dan segera naik
menjalankan mobilnya. Ana merenung tentang kejadian malam itu, air matanya kembali menetes dan dia sudah
ilnya di dekat apotek. "Biar saya saja Pak yang turun. Saya akan beli obat sesuai kebutuhan say
ri kursi di sebelahnya dan memberikannya kepada Ana, dia tidak tega s
jaket dan langsung membuka pintu. Untunglah apotek masih sepi karena ini masih jam ker
otek sangat ramah tanpa peduli penampilan Ana yang acak-
obat yang sangat dia butuhkan saat ini "dan pil kontrasepsi darurat," lanjutnya den
nuju ke arah mesin penjual minuman otomatis, dia membeli kopi untuk Pak supir dan jus untuk diriny
ah, dia lalu duduk di kursi tunggu sambil te
*
ura-pura tidur jadi terbangun. Dia terbangun dengan
ng kita ...." Tia tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena lidahnya seperti keluh untuk mengungkapkan hal itu
memainkan peran sesuai dengan rencana. Mungkin dia
etika diam. Aura mencekam dari Rai benar-bena
u turun dari ranjang. Dia melihat ke arah lantai se
ya dan Voy memberikan buku cek kepada tuannya itu. Rai merobek satu kert