Last Day
n wanita itu. Ada nampak ketakutan, khawatir dan cemas di dala
. Rupanya, wanita itu mengganti baju dengan
iapa?" tany
kenanya juga, "J-jadi, kau tak
h terjebak di sini dan akan sulit memba
ta itu tampak ketak
nta izin dulu kepad
isa mengantarku k
sudah tua dan mata keranjang. Kerapkali melihat gadis c
membula
masih segar sepertimu," lanjutnya dengan raut serius, "Apalagi, kecantikanmu adalah tipe dari
telinganya ketakutan, "K-k
pelan, "Apa kau mau kakek tua itu
nyali Mic
amarmu dan tunggu matahari terbit," Matt berjalan menin
bohon
naikan alis
ong
sepertiku? Aku tak percaya!" Michelle sedikit membentaknya walau masi
pa di rumahmu tak ada televisi? Apa di ponselmu t
lle t
ali bertanya, "Bukankah wanita sepertimu bisa
ah dan terhina tatkala pria yang ada di depann
kau
jalan tengah malam sendirian di jalanan sepi dalam keadaan mabuk. Jika aku bukan mengatakan kau sebagai gadis nakal, lalu kata apa lagi untuk menunjukannya agar terlihat pantas? Memang begitu kan keadaannya?" Matt tersenyum kecut, "Miris sekali mel
n pria itu. Wajahnya merah padam dan
alih marah meluapkan emosi, bisa jadi dirinya sendiri akan dikiri
da
i tak ingin ha
jangan bicara yang tidak-tidak!" Michelle mena
Pandangannya terlihat sinis seolah Michel
-tidak, tapi memang
at seolah siap melayangkan pukulan itu kep
ia ingin tahu kesabaran wanita itu sampai mana, "Yang aku tahu, wanita jalang memang seperti itu. Mereka memang melakukan, t
ak
i kanan Matthew. Wanita itu benar-benar ma
ti itu, apalagi oleh seorang pria yang
osongmu itu?" Michelle menunj
an wanitanya datang karena mendeng
gemetaran. Mereka takut jika tuannya m
gajaknya pergi. Wajah Matt memang datar, namun menyiratkan am
opan sekali?" tanya seorang
merendahkan wanita sampai seperti itu? Memangnya dia siapa, ha? Bos? CEO?" lanjutnya sambil menunjuk
enunjuk Matt, "Kau juga harus sopan. Bicara baik-baik dan rendahkan
g aku hadapi seperti dia yang kurang ajar ini, ya tentu mana mungkin aku terima? Aku tak rela
respon tuannya, mengingat apa yang diucapkan wanita ini terlalu frontal dan berani bagi mereka. Tak pernah terpik
ara pelayan itu lihat, dan berharap
rena mereka tahu jika bos mereka memiliki pribadi yang sangat dermawan, perhatian
elayan wanita itu menahan kesal, "P
ak bicara kepada wanita yang tak mau mendengar. Percuma. Sekaran
tot. Ototnya tiba-tib
aupun di luar rumah. Sekali lagi, jangan ada celah bagi wanita ini untuk kabur atau kalian semu
ucap mereka
a dia sampai malam, karena nanti aku akan
.