Gengsi Mengaku Cinta TUAN PRESDIR
Dia sangat mencemaskan Muria. Sementara Veron menemui Sundari, sebab tahu perempuan itu memimpi
but Veron. Di Carter Oil Company, Veron adalah tangannya Keith. Semua Direksi dan staff menghormati Veron. "Pak Veron," di
undari segera berdiri, dan keluar dari ruangan. Me
ikap Sundari ini,"Apa bisa bu Sundari mengumpu
ari mereka yang berbuat tidak baik ke Tuan Keit
mberi jawaban dari semua pertanyaan Sundari ini. Dia duduk di sal
kan. Lalu juga Veron membawa ember milik divisi cleaning service dan Office Boy. Tapi Sundari segan mendesak Ver
, Keith tidak konsentrasi kerja. Entah kenapa sejak bertemu Rachel
perempuan, banyak dari mereka ditidurinnya. Namun tidak sa
idak konsentrasi kerja. Biasanya begitu Keith duduk
nya ke sandaran kursi, lalu
dumelin Veron yang belum juga kembali ke dia u
n armada lain, pulsa internetnya habis pula. Dia merasa kok apes semua saat ini. Piki
nya tersisa selembar uang dua puluh ribu dan lima
n di jalan raya di depannya saat ini yang berdiri di trotoar jalan."Kalo pakai bus, lama sampai ke rumah sakit Sentosa." k
Bajaj berseru ke Rachel dengan suara sedikit lantang, sebab deru mesin
g! N
, mengalihkan pandan
" tanya supir Bajaj menawar
upir tersebut deng
hel itu, bahwa dia akan berbuat tidak baik ke Rachel, "Saya asli supir
umah sakit Sentosa di Jl, Anyelir Raya 22?" ditanya berapa
h rebu aj
Ya sudahlah nanti sampai di rumah sakit, aku tarik tun
upir Bajaj kembal
minta di antar ke
p l
is rapih semua staff cleaning service dan office boy. Veron lalu mendekati
s itu di antara para staf ini?' sebab tidak m
eorang di antara para staf terseb
, anda mencari s
m tahu sia
ha
njang ikal berwarna hitam kecoklatan tua, dan diekor kuda." ujarnya menerangkan sekilas sosok Rachel, "Saya tadi bertemu dia di depan pintu lift Direksi di lantai
ngat-ingat apa ada sosok seperti yang diterangkan Veron. Lalu salah sa
f tersebut, "Apa orang yan
staf itu. "Nama perempuan
ak Vega membersihkan lift Direksi di lantai tujuh menggantikan Aning yang hari ini minta izin ke rumah sakit karena
ngan si staf ke Veron, "Aku memang minta Rachel mengerjakan tugas Ani
lu mana Rachel sekarang? Kenap
mana Rachel saat ini. Lalu mereka serempak memandang Veron, menggel
a nafas, dite
ar saya tahu kemana dia, dan ken
a hubungin Ponsel Rachel, "Hallo Acha
it Sentosa, tergesa membayar Bajaj, lalu dengan s
arang? Kenapa tid
EB
r ini, berhenti berlari,
ri kalo mau ke rumah sakit! Celakalah aku!' dia ters
ch
"Kakek saya pingsan dan sekarang di rumah sakit. Bahkan kakek
a izin ke saya!" diomelinnya Rachel, "Ya sudah, kamu temui kakekmu itu, dan segera kembali ke kantor. Temuin saya!" uj
eron menegur Su
in Rachel di depan Veron, "Acha tidak ada di k
ch
chel. Acha itu n
bubarkan mereka semua, lalu anda
elah IGD, dinaikin tangga itu setengah berlari. Dia sudah mendapat keterangan dari petugas IG
a juga melihat Rachel kerja keras demi Muria. Dia dan istrinya sepakat membantu semampu
akit ini tempat Muria berobat rutin semasa Emily masih hidup. Biaya berobat
rempuan itu yang melihatnya, dan bersama suami berdiri menantinya. "Bu Sukro! Pak Sukro!" Rachel sampai juga
endengar ini, diusap
s temuin kakekmu. Dia terus bertanya di mana kamu." Di
emui dulu suster jaga, lalu memakai seragam ICU yang diber
jaga memban
u anda sudah datang." Diberit
sangat disayanginya. Rachel segera ke sisi Muria, digenggam tangan kanan Muria.
ini
a pelan dengan senyum
k apa
nmu. Sama seperti kakek
gatakan menyesal menyusahkan Rachel. Kata-kata itu selalu diucapkan Mur
tung Rachel sangat baik hatinya seperti
sih,
ang kakek istirahat ya. Acha urus
ek mau pul
ah kakek tenang saja.
+
wa laporan mengenai Rachel, "Gadis itu sedang di rumah sakit ka
g saya suruh menelpon Nona Rachel, sebab saya tidak menemukan No
Dia feeling Rachel menangis karena Muria anfal. Satu tangannya diremas-
ith, "Anda masih mau mendenga
kakeknya itu di rawat. Selidiki selengkap-lengkapnya mengenai pen
semua itu,
rsam