Cintaku Bukan Rayuan Pohon Kelapa
anya ada motor David, helm, dan jaket Pria itu. Rangga cepat menelpon David, tapi ya
menyapa Rangga,
t Rangga, "
r ditabrak tema
ku sama Firman sudah samp
sampai di R
mana D
salah satu pundaknya saat ini. 'Jadi Pria ini namanya
ahu. Apa Di
gas IGD membawa Mas David ke IGD." diakhirin panggilan telpon dari Rangga, "Pak!" dipanggilnya Driver
t angkat sebelah bokongnya, tarik keluar dompet dari saku belakang jeansn
ksu
nanti Rumah Sakit perlu kamu bayar kan
ap
mau berde
dari dalam dompet David, dikasih ke Driver Taksi Online. Lalu segera turun le
naik ke atas Brankar. Baru setelah itu petugas IGD mendorong
gas IGD menempatkan David di sal
ulu pendaftaran suaminya
dari David. David tersenyum
Lekas diurus pendaftaran suami Mbak, biar Mas Akri bi
," Dia menegur dulu David, "Aku ke pen
SAYANG, biar kedua petugas yang bersama mereka tidak
Ini orang memanggil gue dengan Sayang, seolah gue beneran istri Di
uka-lukaku." direngekin Viora untuk segera mendaftarkan dirinya di Pendaftar
an ngawur seperti kedua petugas ini. Lalu Dia
rkah,' bisik hatinya. Entah kenapa Dia merasa kecelakaan yang me
mendengar Dia merasa kedinginan dan mulai mengantuk. Viora sampai tidak sadar, menyandarkan David ke da
ulir Data Diri yang wajib diisi sesuai Identitas David. Viora yang sudah biasa berurusan dengan Rumah Sakit,
Viora, sebab dilihatnya Viora cant
menyebut David itu suaminya. 'Cowok itu suami Aku?' bisik hatinya, 'Ah ngawur Aku in
terdengar lagi suara di p
r ini, dialihkan pandang
ud Ma
suaminya kan? Sayang banget
rnya, lalu melanjutkan m
" si petugas kembali m
ru." sahut Vi
hangat-hang
as." sahut Viora jutek karena meras
mendengar ini
in, "Mas Sunting biasa kek gini kal
udah selesai mengisi Formulir. Segera sa
ya, Mas. Biar suami saya
segera memproses dengan Komputernya. Dia tidak lagi menggoda Viora, s
akaan
bak dita
pas on the way
ga. L
aya." Viora sedikit kesal mendengar Petugas in
as paham Viora tid
dari Alyara. Dia tidak membalas, takut Mereka mencemaskannya, lalu mendadak kemari, dan menyalahkan David. Dia ti
WA Rangga dengan ponsel David yang masih d
ses Pendaftaran David, diber
sa bawa ini ke Pet
bergegas pergi. Dia mencemaskan David yang sendirian di dalam Ruangan IGD. Begitu berada di Ruangan IGD, cepat Dia memberi
pin Viora, "Ibu silahkan ke suaminya, temanin s
David di bilik Rawat Darurat. "Hai." disapanya Dav
"Makasih ya masih berkenan menolongku
nab," perkataannya terhenti sebab jari telunjuk tangan kanan
t Kita di sini suami istri,
Gue kemarin malam ya? Hampir ditabrak cowok ini, terus mengur
tanganin dokter." diminta Viora tersenyum, sebab tampak raut wajah Viora ada kesal, cemas, gemas, pokoknya ca
meski senyumnya terlihat
mas tangan Viora yang masih digenggamn
Akri dan d
"Ini dokter Arif, beliau yan
senyum. "Pagi, dok." disapa
ur Viora yang tampak resah. "Kan Saya
a d
njelaskan kenapa membawa," Dia melihat sejen
d dalam perjalanan menjemputnya dari tempat kerja, lalu demi menghindari seorang nenek-nenek yang menyeberang jalan,
asimu dengan cepat mengubah kejadian yang sebenarnya menjadi cerita baru yang masuk akal.'
iter seperti David. Siska punya bisnis Butik
cerita karangannya itu, "Benaran nenek, atau bukan, Mba
s, itu nen
a dini hari berkeliaran di ja
ni hari di jalan bukan cuman hantu,
yang akan meledak akibat perkataan Viora. 'Kamu lucu ini,' D
um geli, sebab penjelasa
pikir-pikir, perkataa
iora merasa tidak nyaman sebab David diminta melepas kaos, pelan dilepas genggaman tangan
mau ke
dengan sorot mata memelas. Dia lalu menghela napas, "Iyalah kutemanin." Dia tidak tega meninggalkan David, "Ayo
ng, kan Kam
." tukas Viora menjadi ge
sakit in
nja bang
ali lagi memandang
n tangan David, baru dibantu melepaskan kaos dari badan David.
E CONT