Wedding Agreement
rnya tersungkur ke lantai sembari memegang sebuah testpack di tangan kanannya. Dua garis strip berwa
nama Olivia, terutama Johnny pastinya. Olivia tahu Johnny
nya aku lupa mengonsumsi pil itu kemarin!" ger
a bisa dia menerima beban yang begitu berat ini seorang diri. Di
t oleh pria itu, entah sedang apa dia di seberang sana. Karena Johnny tidak men
aya menatap gusar layar ponselnya yang menampilkan potret dirin
antara dia harus mempertahankan anak ini seorang diri tanpa sosok suami yang seharusnya menemani atau pilihan kedua yakni, menyingkirkan anak ini dan membunuh diri sendiri dengan rasa bersalah y
kali tidak menerima pesan balasan dari Johnny.
menemuinya. Johnny harus segera tahu me
*
ke apartemen milik Johnny untuk menemui pria itu. Ia sangat yakin
maksud mengusir kegugupannya saat ini. Bagaimana pun apa yang harus ia sampaikan se
ptimis Johnny akan menerima keberadaan bay
api mengenakan setelan jas kantoran keluar dari dalam sana. Lalu selama beberapa saat pandangan mereka saling bertemu hingga Olivia memutus kontak mat
pergi, memilih kembali masuk ke dalam apartemen saudara tirinya itu. Entah kenap
n bertelanjang dan hanya dilapisi oleh selimut tebal. Pakaian dan dalaman yang berserakan
ng lagi. Amarah dan kekecewaan Ol
san dia sulit dihubungi se
pintu kamarnya. Wajah Johnny saat ini sangat pucat persis sebagaimana seorang tertangkap basah seling
pat Johnny menyelesaikan perkataa
pakah aku saja tidak cuku
dan--" Lagi-lagi ucapan J
akan itu Olivia pun menamp
i balasanmu? Mengkhianatiku, tidur dengan wanita lain?! Dasar pria br
a dirinya terluka karena tamparan dan juga kata-kata kasar Olivia padanya. Ini pertama kali
khirnya Olivia lemah dan menangis hebat. Seandainya Johnny bisa mengatakan apa kekurangannya
via sadar, dia tidak boleh lemah d
jah tampan Johnny. Ketika netra mereka bertemu, Olivia mengumpulkan tenaga, lalu
ahan Olivia tadi. Johnny yang tidak terima tampak mengangkat tangannya untuk m
ksikan semua yang terjadi antara Olivia dan saudara tirinya. Dan ia sangat takjub dengan keberanian Olivia yang menghajar Johnny habis-habisan seperti barusa
lamatkannya. Ia sedikit terkejut mendapati pria itu, karena ia sangat yakin tadi D
nny berteriak kencang, mengusi
ialah yang bersalah. Wanita itu pun melangkahkan kakinya keluar dari apartemen Johnny d
entnya dan saat kedua tamu tak di undangnya sampai di depan pintu k
emui atau hubungi aku lagi!" ucap Johnny. Setelah itu pintu apartemen itu pun tertutup rapat,
at sedang asyik memunguti barang-barang milik Olivia, matanya tak sengaja menangkap sebuah benda pipih yang sangat
baik saja?"
, Tuan," ucap Olivia lalu segera pergi dari sana
ng dari padangannya. Senyuman miring tampak tersungging di wajah tampannya. G
As-ku untuk menghancurka
*
n sudah tidak sanggup, namun di dalam hati sakitnya masih sangat terasa. Olivia tersenyum getir teri
ali alasan untuk mengakhiri hidup di benak Olivia saat ini. Olivia tidak sanggup jika harus membesarkan an
sorang menganggu kesendiriannya. Sontak dia pun menoleh ke belakang
an menawarkan sesuatu padamu," kata Darren yang kini sudah berdiri di h
n apa yang dimaksud oleh Darren? Perasan ini adalah pertemuan pertama m
ananya. Tubuh Olivia mendadak lemas seketika. Bag
Johnny, pasti untuk memberitahu di
dan pikirannya terguncang hebat. Semua kata kasar dan maki
uan yang sangat menguntungk
tanya Olivia
dari anak kamu," jawab Darren yang s