AYAH, AKU RINDU
um dan kebahagiaan yang dirasakan bersama kami. Bahagia memiliki dua buah hat
yenangkan kami anak-anaknya. Walaupun aku sadar dan bisa menebak, bah
tidak akan pernah bisa berbohong. Memilih sendiri untuk hidup yang lebih baik adalah satu-satun
mau ke arah sana cari sesuatu." Bu
n apa yang ingin diambil. Beginilah bila ikut bersama bunda. Segala apa p
di sini saja." Rafa ikut berlalu dari
empatku berdiri. Aku heran, mengapa dia kemb
lagi?" tan
l di sana bersama Bunda." Rafa menjawab dalam kead
ada Om Fadil di tempat i
n Tuhan untukku? Mencari setiap jawaban yang sulit diterka. Di saat anak sebayaku bahagia dengan lengkapnya orang tua mereka, aku yang hany
secara diam-diam mereka bertemu lagi tanpa sepengetahuan kita." Aku kesal dengan cara Bunda. Sedikit c
n kita. Biarkan Bunda sibuk dengan
ngkan Bunda dan Om Fadil di luar sana. Hanya diam dan bersungut-sungut dalam hati. Bia
Rafa melambai-lambaikan tangannya di depanku. Raf
ikirkan, Bunda,
dan aneh, tapi bukan berarti
da sudah memperjuangkan kami sejak dari bayi sampai menginjak dewasa seperti sek
Mungkin saja mereka berdua sedang mengurus pekerjaan. Kita tidak boleh ber
itu, dong!" ucap Rafa sembari menujuk pas
ntah mengapa, aku sendiri tidak menyukai camilan tersebut. Tida
nyaku padanya yang masih si
" jawabnya
t SilverQueen padanya. Cokelat yang
sih," ucap
, belum?" tanyaku memandan
ita tinggal tun
ali. Setelah itu, balik ke rumah. Tidak lama menunggu, Bunda pun me
selesai belanjanya?"
sendiri tidak belan
ta pulang. Ayo, lewat sini!" jawab Bunda sembari men
i berdua pun mengikut Bunda ke kasir untuk membayar semuanya. Sesekali Rafa menoleh ke arahku. Mungkin saja dia men
Mbak?" tanya Bun
ma puluh ribu
ayar belanjaan kami. Aku hanya menunduk di tempat menunggu. Untung saja k
nya ke atas mobil. Habis itu kita mempersiapkan diri
ihatan dari tadi. Apa mungkin dia sudah pul
eres, kan?" tanya
sudah beres,
elajukan mobilnya seperti biasa. Namun, di tengah perjalanan mobil Bund
da bengkel." Bunda melihat sekeliling
n yang lewat. Bunda dan Rafa sudah merasa jenuh. Seandainya saja ada bengke
raan lain? Sudah hampir setengah jam kita menunggu."
akan ada kendaraan yang lewat." Bunda yang sement
mobil sedang melaju ke arah kami. Sejenak kulihat
uju ke arah kita." Rafka merasa
an Bunda tidak pernah meleset,"
an secara seksama, "B