icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ning Andini

Bab 4 Pernikahan yang Dingin

Jumlah Kata:1049    |    Dirilis Pada: 19/09/2022

adi dengan Amin, hari ini ia akan menikah. Tapi bukan menikah dengan gadis yang sangat ia idamkan. Sebentar lagi, mungkin

jawabnya sebagai seorang laki-laki dan sarung hitam sebagai lambang hatinya yang berduka karena menikah dengan Reva. Akad akan dilaksa

akan menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia cintai. Tapi kehadiran Amin juga membawa angin segar baginya karena anaknya lahir akan memili

berbesar hati Kiyai Jabari juga ikut hadir menyaksikan pernikahnnya. Semua yang ada di ruangan itu sendu, Pak Abd

ng akan mengucap ija

eriku, Revalina Putri dengan maskawin seperangkat alat s

bergetar hebat. Ia memejamkan mata sebentar, hatinya berucap Allahumma s

dul Muiz dengan maskawin seperangkat alat sho

ang menjadi saksi bagi Amin dan Jalal yang menjadi

aki-laki, ketika sudah ada qobul darinya atas ijab orang tua Reva dan saksi telah mengucap 'sah' atas pernikahannya, maka sah pula Rev

hlasan. Ia teguhkan hatinya untuk menerima kekurangan dan kelebihan Reva. Setelah mendoakan Reva, ia kemudian sungkem kepada Bu

resmi menikah, artinya satu ayatnya telah menjadi nyata dan menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya. Allah menciptakan manusia dengan berpasang-pasang dan Na

a. Sebagai kepala rumah tangga, Nak Amin harus bisa menjadi air bila Nak Reva datang marahnya. Begitu juga sebaliknya. Tugasmu b

tup aib suami. Pakaian juga bisa berarti menentramkan suami. Sebaliknya, seorang suami juga harus bisa menjadi pakaian bagi

njadi keluarga yang sakinah mawa

Hatinya teriris melihat istrinya menangis, lebih teriris lagi ketika bayangan tangis Ning Andini mampir dalam ingatann

gan kesedihan. Tidak ada wajah-wajah bahagia di dalam mushola itu, me

mushola, mereka pamit kembali ke pondoknya. Seb

, Le," ucap

nggukan kepala, kemudian

rus bertanggung jawab dengan amanahn

n bergetar. Kiyai Jabari

mit, kini giliran Aji dan Kamal yang

ah mawaddah wa rahmah berkah," ucap Aji sembari m

meninggalkannnya. Ia tahu bagaimana perasaan Amin kepada Ning And

i ke ruang perawatan. Ia sama sekali belum pernah berbicara dengan Reva. Ia sendiri bingung, kata-kata apa yang harus ia

u jadi begini," akhirnya kata-kat

enikah dengan orang cacat s

u. Reva hanya diam, tatapannya kosong ke depan. Tanpa ia sa

Mungkin memang benar menikah dengan terpaksa, tetapi aku

a..." suara Reva tercekat, terhenti oleh

*

ni yang ditemani seorang santri ndalem. Tangis Andini tak ubahnya tangis Reva. Ia sampai menggingit tangannya untuk m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka