Ning Andini
adi dengan Amin, hari ini ia akan menikah. Tapi bukan menikah dengan gadis yang sangat ia idamkan. Sebentar lagi, mungkin
jawabnya sebagai seorang laki-laki dan sarung hitam sebagai lambang hatinya yang berduka karena menikah dengan Reva. Akad akan dilaksa
akan menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia cintai. Tapi kehadiran Amin juga membawa angin segar baginya karena anaknya lahir akan memili
berbesar hati Kiyai Jabari juga ikut hadir menyaksikan pernikahnnya. Semua yang ada di ruangan itu sendu, Pak Abd
ng akan mengucap ija
eriku, Revalina Putri dengan maskawin seperangkat alat s
bergetar hebat. Ia memejamkan mata sebentar, hatinya berucap Allahumma s
dul Muiz dengan maskawin seperangkat alat sho
ang menjadi saksi bagi Amin dan Jalal yang menjadi
aki-laki, ketika sudah ada qobul darinya atas ijab orang tua Reva dan saksi telah mengucap 'sah' atas pernikahannya, maka sah pula Rev
hlasan. Ia teguhkan hatinya untuk menerima kekurangan dan kelebihan Reva. Setelah mendoakan Reva, ia kemudian sungkem kepada Bu
resmi menikah, artinya satu ayatnya telah menjadi nyata dan menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya. Allah menciptakan manusia dengan berpasang-pasang dan Na
a. Sebagai kepala rumah tangga, Nak Amin harus bisa menjadi air bila Nak Reva datang marahnya. Begitu juga sebaliknya. Tugasmu b
tup aib suami. Pakaian juga bisa berarti menentramkan suami. Sebaliknya, seorang suami juga harus bisa menjadi pakaian bagi
njadi keluarga yang sakinah mawa
Hatinya teriris melihat istrinya menangis, lebih teriris lagi ketika bayangan tangis Ning Andini mampir dalam ingatann
gan kesedihan. Tidak ada wajah-wajah bahagia di dalam mushola itu, me
mushola, mereka pamit kembali ke pondoknya. Seb
, Le," ucap
nggukan kepala, kemudian
rus bertanggung jawab dengan amanahn
n bergetar. Kiyai Jabari
mit, kini giliran Aji dan Kamal yang
ah mawaddah wa rahmah berkah," ucap Aji sembari m
meninggalkannnya. Ia tahu bagaimana perasaan Amin kepada Ning And
i ke ruang perawatan. Ia sama sekali belum pernah berbicara dengan Reva. Ia sendiri bingung, kata-kata apa yang harus ia
u jadi begini," akhirnya kata-kat
enikah dengan orang cacat s
u. Reva hanya diam, tatapannya kosong ke depan. Tanpa ia sa
Mungkin memang benar menikah dengan terpaksa, tetapi aku
a..." suara Reva tercekat, terhenti oleh
*
ni yang ditemani seorang santri ndalem. Tangis Andini tak ubahnya tangis Reva. Ia sampai menggingit tangannya untuk m