Kesalahan Satu Malam
kan wajahnya ke telinga
engan yang barusan ia dengar dari kekasihnya. "Kamu sadar sama yang kam
nya, supaya kita tetap bi
sama saja kita m
ntu tidak termasuk dalam to do list seorang Leonel. Dia masih muda, masih ingin melanjutkan sekolah
el menghela napas kencang ke udara. Matanya menatap
u bisa tetap melanjutkan mimpimu sebagai dokter anak, sedangkan aku bisa melanjutkan mimpiku sebagai arsitek hebat. Yang terpenting lagi, kita tidak dimarah orang tua. Bagaimana?" Leonel
ening Rindu. Ia hanya diam, pikirannya masih
, secepatnya aku kabarin
*
tampak beberapa kali gadis itu mengurut pelipis dengan menyadarkan kepala
ali melirik putri majikan ayahnya melalui spion mobil. Pemuda itu bernama Awan,
ugas ayahnya untuk menjemput Rindu di ka
k saja. Rindu terlihat pucat. Namun, Awan tidak berani menegur atau
Stop!" teriak
endadak. Beruntung mereka tidak sedang di jalan bypass yang ramai, kalau tidak, tind
an bertanya, Rindu sudah lebih dulu me
ti gadis itu sedang berjongkok sambil muntah-muntah di dekat mo
mbuat Awan langsung menghentikan langkahn
. Awalnya dia merasa ragu, tetapi akhirnya memberanikan diri menyentuh leher
i kode pada Awan agar berhenti menyentuhnya. A
," jawab Rindu semb
nisiatif mengambilkan tisu yang terletak di dashboar
nerimanya kemudian menge
indu masuk ke mobil, Awan bergegas ke seberang jalan, menuju warung kelontong yang
ineral setelah membukakan tutupnya pada Rindu yang dud
?" tany
wan tidak menger
ganti." Gadis itu menunjuk boto
ikan magnet, senyum yang mampu membuat yang melihat terpana dalam se
maka
oti yang tadi juga dia beli. "Ini Non, dimakan juga. Tadi Non habis muntah, pasti perut
du menatapnya dengan mengerutkan dahi. "E
roti begini?" Meskipun ini pertama kali Awan bertemu dengan Rindu, dia tahu betul bagaimana kehidupan yang dijalani putri bungsu dari
. Aku beneran memang lagi nggak kepingin makan
ujur saat mengat
ya?" tanyanya khawatir.
*
entar malah sakit beneran gara-gara nggak makan seh
arganya, Rindu menerima roti itu. Ia tidak enak kalau harus menolak
" Rindu memulai obrolan mereka saat mobil sudah melaju kembali,
erlihat pemuda itu melirik dari spion mobil sembari men
otinya kembali. "Berarti kamu lebih tua dariku, ya?" tanyanya tanpa melihat ke arah
k Rindu dari spion, tetapi yang dilirik
enyum ke arah spion, bertepatan saat Awan juga tersenyum menatapnya da
erdiam, begitu juga dengan Awan. Namun, setelah detik demi detik hening itu terlewat,
menjadi he
ah dan jadi calon dokter." Awan akhirn
an wajahnya keluar jendela lagi, tidak ingin Awan melihat kilatan air matanya. "Entahlah Kak,
rdengar heran. "Kenapa
di rahimnya, ia selalu dihantui rasa takut dan bersalah. Ia takut aib yang ia perbuat akan diketahui keluarga sebelum Leonel berhasi
, kekasihnya itu seolah menghindarinya. Mungkink
skan kuliahku. Bahkan untuk
*