My Lovely, Ajeng
o seketika mengatakan
a terpana. Mungkin tak menyangka jika
ini bukan?" Aldo meletakkan sendok dan garpunya kini. Menikmati ekspresi perempuan manis di d
Hafizha terdengar marah, walau
bali meraih sendok dan mulai makan dengan tenang. Matanya sesekali melirik perempuan yang sudah tak m
. Kami berdua sama sekali tak bisa menerka apa yang sedang ada dalam pikirannya." Segurat senyum
main-main dengan perasaan. Tiga tahun pernikahan, setiap hari aku berusaha meraih cintanya. Sem
fizha bimbang dengan apa yang akan dikatakannya. "Saya nggak bisa, M
mu pasti akan segera menghubungiku, kata Aldo yakin
*
h tepatnya dikacaukan. Bagaimana bisa dengan gampangnya Aldo mengatakan cinta. Tidakkah Aldo berpikir
kini. Pikirannya menyuruh untuk lari dan menghindar dari Aldo, mengingatkan betapa lama hubungan persahabatan antara dirinya dan juga Dhiajeng. Akan tetapi, hatinya menuntut lain. M
zha sedang di mana ia kini. Ia berd
ha? Teriak-teria
a itu. "Nggak apa, Kak,
boleh m
icara kini. Ia beringsut pelan dari atas tempat tidur dan be
Kakak dengan kamu teriak. Kakak pikir kamu mimpi buruk," kata Kakak Hafizha samb
Padahal galau Hafizha hanya karena tidak memiliki gandengan di hari berikutnya. "Bukan, Kak, suuzon. Punya pacar aja sekarang
juga bekas Kakak," runggut Adi
a." Hafizha menjatuhka
ih berusaha menebak-nebak. Rupanya kakak perempuan
habis d
i serius nggak?" Semakin banyak pert
serius dengan temanku." Hafizha mengacak r
awaban yang dicari, ia kembali bicara. "Hubungan apapun yang ia bina dengan temanmu itu, ji
hubungan dengan Dhiajeng yang dipikirkan Hafizha
lani dulu, Zha, kalau dia serius, dia bakal ninggalin
nar. Lalu kenapa ia harus menolak untuk mengakui perasaannya pada Aldo. Toh,
*
idak main-main
n yang kelihatan amat sangat bahagia di sini. Juga dengan keluarga besarnya yang akan menghujat dirinya. Saat tahu Aldo
itu padamu. Bagian mana yang terlihat tak serius?" A
cantik, baik, ramah, keberun
gkin menduga Aldo akan mundur karena menyadari betapa kesmpurnaan istrinya paripurna. Ta
akan melaku
an melengkapi semua hal padaku. Bagiku cinta itu untuk melengkapi, bukan untuk menikmati kesempurnaan dari satu pihak." Aldo melihat mulut Hafizha terbuka dan tertut
gaman Aldo. "Aku akan terbakar bersamamu, Mas. Semua orang akan
ta yang merupakan sahabat istrinya itu memiliki perasaan yang sama sepertijadikanmu milikku!
sipu malu m