All About Safira
njang, lalu menarik dan menghembuskan nafas
ap tidak, May. Aku mencintai dirimu, dan aku tidak mau
i mam
kita," Arfan memotong perkataan Mayang, 'mungkin ini adalah karmaku ka
ang lirih, Arfan menyentak nafas kasar, "tidurlah, kau lelah. B
Arfan melihatnya menangis, karena pasti akan membuat Arfan be
*
tat dengan laptopnya, mata cokelatnya melirik arah pintu yang terbuka. Kemudian
itu, sedang orang yang di maksud malah terkik
il itu yang ternyata adalah Fian, sang mama memutar bola jeng
endengus kesal," tapi tiap malam Fian bangun papa sudah ngga ada, papa sudah p
uk di pangkuannya, "anak siapa sih pintar banget," sang mama memberika
mantap, Fia atau Safira mama dari Fian hany
at itu untuk dirinya sendiri, Andra yang melihat sang istri be
nunduk, Fian menoleh lalu memeluk Andra. "Ma, ayo cium papa,"
suami, "sudah papa jangan marah ya," Safira be
anya, mata Andra menatap sang istri yang juga tenga
i sini oke?" ucap Safira sambil sibuk membenahi bantal, Fian mengangguk
lu mematikan laptopnya dan menyimpannya di atas nakas. L
memejamkan matanya terpaksa harus membuka nya kembali. Safira tahu
kan sebelah matanya, membuat Safira mendelik kesal. Andra ingin sekali tertawa terbahak-ba
ra senang sekali membuat wanita yang dia cintai selalu marah atau meraj
eluk Fian di pegang erat oleh Andra, dirinya takut sea
*
suami, lalu dia turun menuju ke dapur guna memasak. Mereka baru dua har
a," kata Safira saat Andra sudah duduk
sudah agak dingin, Safira sengaja membuatkan Andra kopi ag
a antusias sang putra yang juga sed
ghempaskan tubuhnya di kursi setelah se
tersenyum, Andra hanya mencebik lalu mengangguk, "p
dekati mama oke," tatapan Andra beralih kearah sang putra
da umur itu tertawa. Setelah mengantar Andra sampai ke mobilnya dan sang suami
u mendapati sang pengasuh anaknya di kamar Fia
angguk lalu kembali mengecek
hari Safira sudah menempatkan barang-barang yang di perlukan, pun sudah memilih karyawan yan
Safira yang lama, jadi jika dia kesana selalu ngobrol. Beruntung mereka memiliki bos yang baik dan pengertian, mereka di i
lu sebentar, kalau ada apa-apa hubung
udah bekerja saat toko kue ini di bangun
awa, "Tuti, jangan panggil saya nyonya!" kesal Safira lalu men
t gemas Safira. "Ya sudah, saya tinggal dulu. Jangan lupa
ama, Safira hanya geleng-geleng kepala gemas dengan kelak
mbak Naya mengekor. Langkah mereka menuju mobil, der