Pengkhianatan Istri Keduaku
tangan Geby menutup pintu kamar Jordan, Mama Sarah sudah bera
. Ia memegangi dadanya yang
an kamu," ucap Mama Sarah."Gimana la
a. Jangan di paksa. Mungkin lebih baik di jeda waktunya. Nanti sore dilatih lagi," Geby tidak mau menjelaskan apa yang telah ia dengar separuh dari jalan cerita Jordan ya
erima kasih ya, kamu tela
ngguk, Geby kembali berucap."Oh ya, Nyonya. Mungkin nanti saya akan keluar sebentar. Ada yang harus saya antarkan kerumah sakit tentang
aja. Takut kamu menunggu saya, malah terlambat kerumah saki
k Ny
baring di tempat tidur. Mata lelaki itu tertutup tenang tanpa ada beban. Mama Sarah menatapnya tanpa ekspresi. Sedetik kemudian, dia me
ada sang Mama di sana. Sebab, kalau Jordan tidak membaringkan tubuhnya, dan melihat pi
lah memiliki separuh jiwanya. Ini tidak lagi sedalam ketika Jordan baru-baru merasa kehila
u kamar yang tidak sempat tertutup rapat oleh Geby, memb
idurnya kali ini. Ia butuh pejaman mata yang akan mengusir perasa
*
rumah. Kalaupun ingin keluar, kenapa tidak mengajak Mama Sarah? wanita paruh baya itu malah kebingungan melihat stelan sang suami yang telah rapi. Papa Beni
a Beni. Manik mata Mama Sarah mematri dari ujung rambut Papa Be
Tidak enak kalau ditolak. Papa kan sudah lama juga tidak b
Lagian perawat Geby juga ada kepentingan ker
Ya sudah, Papa berangkat dulu, ya," Pap
wanita, sebagai ibu dan sebagai Istri sangat senang dapat perla
a, sampai depan." Mama Sarah men
Mama Sarah langsung ingat. Ada yang dilupakan
a Sarah memasuki rumah. Ia m
ukan Mama Sarah sehingga menghentikan lan
ya."Papa pasti lupa ya? masak main golf nggak bawa alatnya. Nih ...." Ma
at golf itu."I-iya, Papa lupa. Ma
tangannya ketika mobil Papa Beni telah berjalan menuju gerbang rumah. Ia
enggak, Papa tidak jadi main golf. Kebiasaan dia," Mama Sarah
suami yang setia. Kalau Geby tidak berpamitan keluar n
ya sambil mengemudikan mobilnya. Ia tersenyum sinis seolah
ni juga menyayangi sang Istri. Sebab, bersama Mama Sarah, Papa Beni merintih kesuksesan. Menelan kepahitan hidup di awal-awal pernikahannya. Bahkan sempat di pandang rendah dan di ragukan oleh orang tua Mam
apat pekerjaan yang layak. Sempat di lima tahun usia pernikahannya, mendapat kesulitan. Namun, berkat kegigihan, Papa Beni pun diterima di salahsatu perusahaan. Berawal menolong seorang lelaki tua sedang di rampok kala itu. Papa Beni
dan orang pertama yang menaruh saham terbesar di kantornya, ialah bos dari perusahaan yang l