icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
STAIRS IN THE NORTH

STAIRS IN THE NORTH

Penulis: ARTEMIS G
icon

Bab 1 JALAN YANG RUMIT

Jumlah Kata:1640    |    Dirilis Pada: 18/09/2022

ta, 26 M

ajar? Benar. Semua julukan tersebut benar dan memang di tujukan untuk Kota yang memiliki keistimewaan tersebut. Daerah Istimewa Yogyak

ar peminat pendidikan dan tentu saja hal tersebut menjadi anugrah bagi para pelajar yang memang terlah

pertinya, gadis ini tidak merasa seberuntung itu karena Ia memiliki tantangan tersendiri dalam hidupnya. Ia benar-benar merasa muak dengan kehidupannya yang selama bertahun-tahun serba diatur dan terkekang

meja makan bersama dengan Suami dan anak pertamanya pun memang

at ke kampusnya pun berhenti sejenak dan menatap sang

pi,

bera

au bareng sama Mas? Mobil yang biasa bua

ya dan melangkah menuj

RA

sontak membuat semua yang ada di meja makan terdiam dan memilih melanjutkan sarapann

s in th

terdiam sendiri sambil menikmati suasana sunyi yang ada disekitarnya.

7

dahulu di rumahnya. Namun Sisi memilih pergi dan berangkat dengan cepat karena sejujurnya, Ia malas berada dalam ruang lingkup yang sama dengan keluarganya yang setiap hari hanya bisa men-judge dirinya bahkan menceramahi Sisi habis habisan dengan topik yang sama. Yai

an kasar pertanda itu adalah pemberontakannya. Namun sepertinya satupun tidak ada yang

ak belom nge chat

R

h pesan masuk dan membuyarkan lamunan Sisi. Dengan seger

mbet demit tau rasa luh. Sini

ut. Bagaimana bisa Ia tahu bahwa Sisi sedang s

makai tas nya dan bergegas

s in th

RU

-laki berlesung pipi itu ke kolong tempat tidurnya. Bundelan itu rupanya barang yang sangat Ia benci dan juga Ia harapkan sup

us deh. Anggap aja

membuka pintu kamar Sarwa -laki laki itu-. Sarwa yang masih

a M

at. Papih nungg

ngah. "Sarwa udah gede mih. S

Papih

Sarwa ke st

ara, Sarwa langsung mengeluarkan kunci

lamualaikum." Pamit Sarwa

arwa yang sudah menuruni anak tangga. "Nanti papih

an menatap Mamih nya. Laki-laki itu pun tersenyum tipis, "Semarah apap

sikeras dengan pendiriannya ha

" Pamit Sarwa dan kem

rah Sarwa seolah berkata 'mau kemana lagi kamu?'. Namun sepertinya tatapan itu tidak ada artinya bagi Sarwa karena

elihat Sarwa sudah berada di a

AR

RU

enuh motornya dan kemudian diikuti Sarwa yang melaju dengan kecepatan diata

hirnya Ia berbelok dan kembali menancap gas dengan kecepatan full. Papih yang melihat hal itu hanya bisa menggeram pelan

s pelan pundaknya, "Nanti sore kala

benar marah pada Sarwa sekarang. Sang anak semata wayangnya. Entahlah apa yang akan terjadi pada Sarwa saat

s in th

a sendiri, Ia juga bisa membahayakan orang lain-, Sarwa mempunyai alasan mengapa Ia nekat mempertaruhkan nyawanya diatas jalanan beraspal itu. Alasannya hanya satu, yaitu Ia marah. Marah dengan ke

RU

n ramai itu. Beruntungnya Sarwa tidak perlu merasakan kemacetan seperti di ibu kota, sehingga Ia bisa deng

dosa, gua udah nabra

s in th

ultas itu tidak pernah sepi dikunjungi oleh mahasiswa -meski kantin yang lain juga begitu-. Namun tetap saja kantin itu selalu penuh b

da dihadapan Sisi hanya bisa menggelengkan kepalanya saat meli

dan kemudian kembali terfokus pada laptopnya. Mahasiswi Ilmu Biologi itu tak pernah

makan

ebelahnya. Nore menatap kearah Sisi. "Ke

nya gua sendiri yang kesiksa, mendi

ngan lanthing1 kedalam mulutnya. "Lu

an sama hid

ptopnya. Akhirnya Ia terlepas dari benda persegi

dan langsung dihadiahi jitakan pela

ok diji

ya saat menatap seorang laki - laki yang

ngung saat Ia tak mampu memb

isyarat pada S

g melemparkan tatapan tajam pada laki-laki tersebut. Ia pun kemudian

k, "Kamu nga

s. Sisi yang dilirik hanya menatap Janu dengan jengah

pergi dari sana dan menyisakan keheningan diantara ketiga sahabatnya dan juga dengan Janu. Sisi benar - benar benci dengan Jan

ka memilih diam daripada terkena hunusan pedang es dari kata-kata yang akan Sisi lontarkan. Alasan Sisi membenci

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka