Aegis of the Sun
warna hijau pucat seperti itu. Dia pernah mengalami hal seperti itu ketika dirinya kembali bersama Liza lepas mereka berdua pergi ke lembah Nylon
a disana, bahkan dirinya sendiri juga tanpa sadar telah terbawa oleh sebuah mimpi yang begitu nyata. Mimpi ya
ipenuhi oleh orang-orang yang memang sudah tinggal disitu. Belakangan ini, dirinya merasa kalau ada yang salah. Ia merasa ada sebuah kek
yang kosong untuk menghilangkan rasa lelahnya setelah hampir seharian berada diluar Guild, melakon
sul langkahnya dibelakang, lalu ikut duduk didekatnya, yang berhadapan dengan sebuah meja dituangkan utama i
ya kembali. Dan dirinya masih melihat sebuah keadaan yang
Pria berkaos lengan pendek tersebut mengangguk kemudian. "Aku sempat khawatir keti
rti waktu itu?" Tebak gadis itu. Berharap Liza tak mengerti ucapannya, justru Edga
" Ketus Edgar sembari membuang pandangannya asal. Namun Liza segera mengi
ab apapun lagi. Bukan karena takut dengan ucapan Liza barusan, hanya s
p menyenangkan? Wajahnya saja tak pernah berubah sejak aku pertama kali melih
inuman, lalu menaruhnya diatas meja dihadapannya Liza dan Edgar. Mereka berdua pun seger
diantara mereka berdua. "Terimakasih." Ucap Edgar singkat setelah
n padanya. Baru sekali rasanya minuman keras itu mengalir melewati tenggor
emarin bahwa dia akan menyewa sebuah kamar, kupikir itu hanya sebuah omong kosong, makanya aku tadi menanyakan hal itu lagi." Jawab Fyon ser
ri lembah Nylon. Dan bukan itu saja, Edgar juga sempat terganggu dengan isi kepalanya setelah itu. Itulah yang membuat dirinya lebih memil
elah membantuku banyak." Kata Edgar beralasan. Sayangnya ucapannya itu tak me
menjadi membatu melihatnya. "Ada apa? Apa ada yang
Harusnya kau mempertahankannya karena Dryzell te
ti aku meninggalkan Red Raven. Tentu saja aku akan kemari setiap
ggal mereka? Bahkan mereka masih menampakan batang hidungny
engangguk. "Dan
Kost." Kata Edgar. "Tempat tinggal yang hanya menyediakan
, begitu?" Timpal gadis berambut cokelat itu lagi. Dan lagi-lagi Edgar mengangguk s
bekerja lebih keras lagi. Lagi pula ini semua untuk memulihkan pikiranku. Entah kenapa belakangan ini pikir
ranjak menuju kamarnya, demi menghindari raut wajah kedua rekannya tersebut. "Aku
nya yang berada dilantai atas. Ada banyak kamar disana, namun Dryzell telah me
sangat tak asing. Pria itupun membukanya perlahan, dan kedua ma
kadang tak teratur. Edgar pun segera menutup pintu kamarnya rapat-rapa
.