Sisa Cinta
h Anita pada kedua polisi yang
a!" jerit Li
ri meronta-rona agar dilepaskan. Menangis histeris
k kemudian, menoleh pada Anita. " Anita please! Kita bisa
dua petugas itu. Namun, Raihan dan Anita bergeming. Mereka tidak m
dalam mobil dinas kedua petugas kepolisian. Lisa menjerit-jerit hist
emakin keheranan melihat Aina digiring masuk ke mobil. Me
naknya sendiri ke penjara!" celet
berjalan dengan menunduk tanpa menghiraukan semu
ian. Aina disuruh masuk lalu duduk. Dia diberondong banyak per
an kecil berpintu jeruji besi, tidak ada satu
n ke sel yang berisi banyak orang. Setidaknya itu yang d
eperti yang terjadi di sinetron. Ditangkap polisi menjadi sesuatu yang sangat menyeramkan jika di dalam f
alah jika aku ingin membela Mamah? Jika lelaki tua it
ng manusia. Membunuh semut pun tidak pernah. Lisa selalu menanamkan ajaran kebaikan pada anak-anaknya agar
l buruk sekecil apa pun itu, mungkin ini bentuk pert
ernikahan. Konsekuensinya adalah Aina harus mendekam d
enyesali apa yang sudah diperbuat. B
ya melintas di kepala. Sedang apa mereka sekarang? Apa se
am polisi menyodorkan piring aluminium,
di atas piring itu. Namun, melihat tampilannya sa
pa
si itu? Piring itu masih dibiarkan utuh di hadapannya
bersama kalian hidupku bahagia." Sesak rasanya dada AIna mengingat ke
menikah lagi membuat Aina menjadi pemberontak. Air bening tak
*
sunyian yang sangat mencekam, air mata juga t
yang sama saat kemarin dat
snya penuh ketegasan. Dia mengambil piring yang masih utuh yang
r sejak kemarin, dia tidak ingin memakan apa pun. Selera
i dirimu sendiri!" sambung lelaki itu yang s
g masih terdiam tanpa jawaban, tak berg
an harus seperti ini. Teman-temannya akan masuk universitas s
perti Raihan yang lebih memilih membela
itungan dengan Papah dan wanita sial*n itu!" Dada Aina ber
lam mulut perlahan. Dia tidak ingin mati konyol
. Aina segera bangkit dari duduk. Ada rasa bahagia di sudut hati
tuliskan 'Ruang Kepala Polres'. Pikiran dipenuhi tanya yang
ang wanita yang tampak gelisah menunggu ked
. Bergegas menghambur ke dalam pelukan mamanya. Menan
a?" Lisa mengusap-usap pipi, pandangannya menyapu se
an beralih pada lelaki yang berdiri di sampingnya. Pria gagah dengan perawa
s wajah lelaki yang dipandangnya k
skan kamu." Lisa meraih bahu tangan lelaki itu, mengecu
ari menatap keponakannya. Sekian lama tidak bertemu dengan sang
gan dan berputar di kepalanya. Sejauh yang dia t
k. Tunggu sebentar, ya!" ucap s