Sisa Cinta
4 Pe
erseragam coklat siap denga
rawakan kekar. Wajah geram ditampakkan wanit
a. Keringat mengembun di sela dahi karena kuatny
teris. Wanita itu syok, ketika keluar dari kamar dan melangkah ke halaman, disuguhi kead
an. Wanita itu tersenyum sinis dan
" cerca Anita sembari menunjuk w
maksud kamu?" tany
ama Mamah?" tanya
mihak atau membela siapa? Anita, Lisa dan Aina adala
rotkan tatapan yang menghunja
ang meminta jawaban dan kebenaran. Detik kemudian, Lisa meng
elakukan hal yang tidak seharusnya di
isa lirih. Suara wanita itu bergetar, bulir bening ter
ua tangan, meminta penjelasan secepatnya
itu sudah melahirkannya ke dunia ini. Aina semakain tenggelam dalam penyesalan sebab merasa suda
erbuatannya. Tidak! Aina menangis karena melihat mala
nikahanku sama Mas Raihan, lalu merusak semuanya. Dia membu
ung dan wajah Aina, giginya bergemeletuk. Sudut bibirn
Anggap saja impas. Kamu udah ngerebut Papah. Kematian lelaki tua Itu kifarat ata
sa menggelengkan kepala tak percaya, sesekali
a ada di dunia ini, dia hanya terdiam tanpa banyak kata terucap ketika melihat bu
berkaca kenapa tingkah anakmu menjadi pemberontak begitu? Apa perlu m
didik yang benar!" Anita menjelingkan mata pada
n diri dari tangan kedua polisi yang mencengkeramnya erat. Dia Ingin menjambak rambut peremp
a membiarkan mamanya dihina oleh siapa pun! Salahkan saja diriny
ita yang lemah lembut. Jika putrinya menjadi pemberontak, itu bukan
kai. Sungguh disayangkan, kecantikannya berbanding terbalik dengan akhlak yang minus. Di balik kecantikan i
. tidak lebih dari seorang pelac*r murahan. Sungguh geram dada Aina dibuatnya. A
rintih
kuat tenaga. Jika saja tangannya terlepas dari dua lelaki ke
a terhuyung lemah, bersandar pada tembok. Lelah melihat p
dari kejauhan, saling berbisik satu sama lain. Beberapa ada yang kasihan pada Ain
inya. Dia menghela napas berat, bingung harus berbuat
, Raihan datang membawa serta dua polisi untuk Menahan Aina. Secara tidak langsung itu sudah menjelaskan bahwa dia lebih me
e
, di mana Raihan yang dulu selalu menyayangi
. Lelaki berpeci hitam dengan baju kok
r! Ini bukan urusan An
ke kantor polisi," pinta Lisa mengiba
ini. Ini warga saya, tolong jel
puk lengan Lisa yang histeris agar sedikit tenang. Detik kemudian, Pak Yatno
dan---" Ucapan Raihan terhenti. Dia berpikir sejenak. Apakah pantas menyebutkan bahwa dirinya yang
tanya Pak Y
rasa dirinya sudah mapan dan mamp
enyangka kalau lelaki yang sudah tinggal di kompleks selama b
kan Aina hingga Pak Raihan tega m
jelaskan apa? Posisinya memang tidak menguntungk
h Anita pada kedua polisi yang
aa!" jerit L