Sisa Cinta
menikah hari ini. Perlu kalian tahu, perempuan itu adalah perusak rumah tangga kedua oran
at itu. Tak lama kemudian, mereka saling berbisik pada orang
sembari tertunduk di meja akad nikah. Mungkin wanita penggoda
kan pernikahan. Jika harus mati di sana sekali pun untuk membela
nnya penuh cinta? Wanita itu juga yang men
seisi dunia diberikan padanya. Jadi, apalah arti pengorbanan ini bagi Aina? Jika harus
dengan cepat. Aina memalingkan wajah ke belakan
ak
badan menghadapnya. Tangan kekar itu melukis warna biru leb
punya sopan santun!" Raihan mencengkeram erat tangan A
na memberontak, meronta sekuat tenaga. Berusaha melep
naga sekali pun rasanya percuma. Anak itu berusaha menyeimbangkan ge
ga suaranya memekakkan telinga
i pakaian khas keamanan berwarna putih h
mengacaukan semuanya. Tidak akan! Dia tidak
cengkeraman Raihan. Menoleh ke kiri dan kanan. Me
elah beberapa saat terdiam. Dia memikirkan apa yang h
an lengah sang ayah. Dia menggigit lengan lelaki itu dengan sangat keras, seperti binatang o
ngkeraman tangannya. Semua orang masih terdiam. Seperti
t yang tersikut keras. Ada gunanya juga ilmu bela diri y
a rapi beberapa menu sayuran, daging, ikan dan lainnya y
jantung berpacu sangat cepat. Tekadnya sudah bulat. Aina menjatuhkan satu persat
nium jatuh satu persatu. Berantakan! Sayur tumpah, kentang
eraman Raihan, bisa melakukan segala hal
na. Teriakan demi teriakan terlontar silih berganti, menggema bersahutan b
i mendekati makanan lain yang
dan banyak lagi lainnya. Aina menghempas pan
i atas kompor tak dihiraukan. Hati Aina lebi
ampiri tenda makanan itu, berlari secepat kilat dengan butiran air bening ya
da
sudah lebih dulu dicengkeram oleh dua petuga
as! L
nta dilepaskan. Namun, percuma! Dua tangannya tidak akan kuat mel
terhuyung lemas seraya tertunduk. Mungkin tidak me
kuriti pada Raihan sembari men
yang dalam jelas terlihat di raut wajahnya. Bagaimanapun Aina an
ena bisa mengacak-acak pesta yang
Meski aku masih remaja jangan menyepelekann
tersedak, melainkan karena makanan kecil
i, tidak dengan cara berpikir serta keberanian anak itu. Jiwa mudanya bergel
di hadapan putrinya. Anita memeluk Raihan sembari menangis sesenggukan. Raihan mer
ijik aku melihat tingkahn
beralih ke meja yang tadinya ak
g berdiri di samping lelaki tua. Perempuan itu memegangi
belah tangannya memegang dada sebelah kiri. Anita terisak sembari be
rjadi di sana? Aina tidak bisa melihat jelas.
an dua sekuriti tadi. Mereka menyeret keluar
acara ini." Kedua sekuriti itu melepaskan tangan
a berlari menuju dalam gedung, mungkin mengkhawatirk
rasa bersalah tersirat yang menghunjam ha
laki tua itu mati kar