Love is Love (Love)
artemen, kubawa g
r bagaimana pun aku laki-laki dan dia perempuan. Bagaimana kalau berahiku bang
ah kuyup, dia bisa sakit, lalu mati, lalu aku dituduh membunuh. Ah ... b
Kucoba untuk mengendalikan diri, tetapi batinku memberontak. Aku tidak mungkin melucuti semua pa
enceritakan kronologinya. Syukurlah, tak beberapa l
*
ak petugas karena sudah mengganti
g, memandangi lekat-leka
abrak tadi? Cantik juga," gumamku. Secara
gadis sembarangan. Wajahnya bersih terawat. Kulitny
tiku bergetar. Inikah perasaan laki-laki saat bersentuhan dengan perempuan
tiba-tiba terbangun. Kuta
n tubuhnya dariku. Dia tampak terkejut ketika membuka selimut
rtanyaan lagi yang membuatku geram. Aku bisa memaklumi. Dia pasti kaget
bantuan resepsionis untuk mengganti pakaianmu yang basah dengan piamaku. Tapi s
hon
ak meneruskan ucapanku. "Maksudku, aku masih punya hati nurani. Jadi, tida
patan dalam kesempitan. Jangan-jangan kamu sudah m
ka bersungut. Gigi gerahamku mengatu
kamu tuduhkan. Kamu tadi hampir mati tenggelam. Karena kamu pingsan, aku membawamu ke apartemenku, lalu mengganti pakaianmu yang basah supay
apa kamu menyelamatkanku?" jawa
g bukannya berterima kasih malah marah-marah. T
ng bukan-bukan!" tukasku kesal. "Ya sudah, aku mau tidur. Kalau kamu lap
pintu, lalu kuempaskan tubuhku di sofa.
partemen? Kenapa tidak aku bawa ke rumah sakit biar dokter yang
*
al. Tubuhku terasa hangat. Ketika bangkit dan menyentuh kain tebal, aku ba
berkas kantor hingga ketiduran. Apa jangan-jangan gadis itu? Ah, sudahlah. Pasti dia yang m
tor. Pagi ini ada rapat dengan dewan direksi. Aku bergegas ke kamar
ngetuk
dah bangun belum
e
Tetap tidak ada suara yang men
ng masuk. Menunggu. Masih tidak ada jawaban dari gadis itu.
tidur. Syukurlah. Aku tidak akan mengganggunya. Kalau dia terbangun, malah
*
keadaan gadis itu. Masih tidur. Aku mendekatinya dan membawakan selimut yang tad
da keningnya. Astaga, dia demam. Bagaimana ini? Walapun dia sudah membuatk
ini dan menunda semua agenda lain. Hari ini aku tidak jadi masuk kantor. Setelah
emiliki buka praktek sendiri selain bertugas di rumah sakit dharmahusada. Biasanya kalau aku sakit, aku tidak perlu datang ke klini
apa?" tanya
ng sakit. Tap
el?" sebut d
n? Siapa gitu. Rhaline Sha kek, atau Luna Maya atau Tamara, gadis penjual bunga yang berada
ah tinggal di rumah Samuel yang bak istana itu. Ah, s
ntunya. Bisa tidak ke sini? Kalau tidak bisa
"Lagi berantem sama Samuel? Sabar saja kalau
ku menceritakan soal kejadian malam itu. Mau ditaruh di mana mukaku ini? Nanti
a tidak ke sini
am lagi. Ini aku masih ada
Sengaja aku langsung menekan tombol end setelah mengakhiri pembic