icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Love is Love (Love)

Bab 5 Chapter 4

Jumlah Kata:1428    |    Dirilis Pada: 09/09/2022

epang. Biasanya, aku diminta menemaninya sembari liburan. Namun, kali ini dia pergi sendiri. Syukurlah

i suasananya sangat memuakkan. Orang-orang kantor memandang hina diriku. Bahkan ada yang nyeletuk, "Bergaul sama si Bos

Samuel karena dia pemilik perusahaan. Dan, aku yakin betul kalimat itu ditujukan kepadaku. Malas sekali menanggapinya. Bisa jadi masalah besar kala

uel mempercayakanku sebagai CEO di salah satu perusahaannya. Dan aku punya hak untuk memecat siapa saja. Namun,

ereka bekerja hampir bangkrut? Kalau bukan karena kerja kerasku, bisa saya pastikan perusahaan yang sekarang

. Aku memejamkan mata, berharap Tuhan memberikan kesempatan kepadaku untuk tid

mbuskan napas kasar. Aku teringat sesuatu di laci

alam laci. Aku mengambilnya. Aku menutup jendela dan mengunci pintu, kemudian membakar selintin

i tempat tidur, alhasil sepraiku bolong-bolong. Tidak ada yang boleh

ringan, jiwa melayang. Aku terpejam, bernapas perlahan, kemudian terlelap. Aku bermim

asa sakit dan untuk menyembuhkannya bukan perkara sejam dua jam. Bahkan, pernah seharian aku merasa kepala sangat sakit. Karena memang sudah biasa, aku pun terlihat biasa. Jika sudah

ongan kembali segar. Perut juga mulai terasa lapar. Aku membuka laci, mencari bara

abis!" g

ngnya tidak ada, sama saja dengan menyiksa diri sendiri. Ah! Aku membanting bungkus

un, jangan cemas. Aku sudah biasa mengendarai mobil dalam kondisi seperti i

uatu yang menyala dalam dada hingga tanpa sadar aku menginjak pedal gas semakin dalam. Ciiit ...

eseorang. Beruntung, gadis itu tidak apa-apa. Dia hanya berdiri mematung sambi

ya!" bentakku pada si

pan malam. Apa gadis itu sudah gila? Ditanya malah diam saja. Atau jangan-jangan

idak bereaksi apa-apa. Tatapannya juga kosong. Apa janga

bayang gadis misterius akhirnya pupus digantikan pemandan

usan angin laut langsun

angan sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh, tetapi peng

membayangkan apa yang akan mereka lakukan. Pasti setelah malam ini mereka akan mencari hotel, kemudian check in. Namun, mereka mungkin lebih bah

wanita mana yang mau sama aku? Seorang pecundang yang bahkan sudah d

alu menemuiku jika membutuhkan barang. Aku menerimanya, kemudian memberikan beberapa lembar uang. Setelah itu, dia p

ikannya karena hanya untuk menghilangkan rasa sakit kepala. Setelah kepalaku terasa ringan, aku keluar d

. Dimulai dari SMA, aku sering mengisi mading sekolah. Lalu beranjak masuk kuliah, aku iseng mengirim

Kulihat sekeliling, tak ada satu pun pengunjung yang lalu-lalang di pantai.

ng berkelap-kelip didampingi deburan ombak, menjadikan suasana malam begitu romantis. Namun, keindahan itu semakin mem

ku tidak membenci sosoknya, tetapi yang aku benci adalah penyimpangannya. Andai pun dia gay, asal jangan membuat ulah pastilah aku masih mau menjadi temannya. Na

, aku menangkap sosok seorang gadis dari kejauhan. Kupikir hanya ilusiku karen

Naluri kemanusiaanku tumbuh. Aku harus menyelamatkannya. Tanpa berpikir panjang,

ir pantai. Dia tak sadarkan diri. Kuperiksa denyut nadinya. Masih berdenyut. Syukurlah dia masih hidup. Namun,

ndir. Aku tiba-tiba teringat acara di televisi

ng yang tenggelam adalah pertama, menekan-nekan perutnya supaya

a dia belum sadar, kuulangi lagi langkah pertama dan kedua. Masih tetap sama. Kuula

erbuka. Sesaat dia memandangku,

enunggu gadis itu tersadar. Hawa dingin mulai menyerang. Aku lal

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka