Teman Kos
ning tepat berada di tengah, khas telur mata sapi. Sudah pasti buatan Mikaila yang bisa sempurna. Yasmin agak kurang mahir, Y
aru turun dari kamar segera bergabung di meja makan. Pemuda itu terlihat menepuk-nepuk perut yang beberapa saat sebelumnya
oleh teman-temannya. Untuk Vernon, gadis itu biasanya tidak akan berbalas pesan dengan pria tersebut ketika waktunya makan mala
us sebelum sempat terbaca. Gadis mungil itu menduga pasti ada sebuah hal penting yang ingin dibicarakan sebelumnya. Caca b
uw
dengan rambut panjang itu memainkan jari-jarinya. Kebiasaan kecil yang terkadang ia lakukan secara tak sadar saat menunggu sesua
atas kasur saat panggilannya d
..
posisi ternyaman hingga membu
..
idak akan melihatnya. "Berasa diusir, nih. Mau tidur di kamar s
..
ah
..
nyata udah ada penghuni baru. Pergi ke kamar sebelah, malah dit
..
maan dengan Juwita yang memili
ang dari taksi. Awas kalau besok
..
, menggemaskan, semoga cita-cit
pecah mendengar ump
trakan Pak Jay. Nggak perlu baya
..
" tanya Juwita memastikan jika
..
endiri, dong?" Dua hal yang kuran
..
yar air sama listrik? Kok murah?
..
, rumah dengan lantai tiga merupakan tempat tinggal seorang pemilik kos. Pak Jay dalam bayangan Juwita adalah seorang bapa
a buru-buru mau pergi lagi. Bias
..
kamar, sih? Biaya air sama lis
..
ayangkan sebuah kos minimalis
..
tambah enam belas ... dua puluh! Bentukannya rumah, kan? Dari b
..
h nganggur disulap jadi kos-kos
..
k Juwita sembari mengingat rum
..
di ruangan tempatnya berada.
..
tan boleh
..
da. Usia dan status bukan halan
an dua puluh pintu, masih terlihat muda meski sebenarnya memiliki usia yang sudah cukup matang. Siapa yang akan bisa menolak p
ndengarannya. "Istrinya mening
..
besok pagi-pagi sekali bantuin
..
lucu, menggemaskan. Semoga beso
-
tan antara pemilik kos dengan penyewa. Membayangkan betapa royalnya seorang Pak Jay, pastilah Caca mendapatkan upah karena
rumah. Sebelumnya, Juwita dipusingkan dengan biaya-biaya itu karena kos yang dibangun dengan bentuk petak-petak layaknya rumah
ar yang ia tempati itu baru saja pulang setelah pergi cukup lama. Makan malam bersama gebetan, meninggalkan Juwita seorang
waktu itu, cukup membuat bosan. Udah satu kos, satu kelas pula
tu semester ini yang tengah mengemasi barang-barangnya. Saat ibu kos menyuruh untuk segera mengosongkan kamar sebelah, b
s ka
g membua
nkan sebuah tawa renyah. Sejujurnya, ia mungkin akan merindukan hal-hal semacam ini. Hampir setiap hari selalu bersama Jessica