(Bukan) Wanita Mandul
uk berjibaku dengan alat make up. Tak lain untuk memoles wajahnya dengan riasan natu
embawa baju ganti untuk manggungnya di tas yang ditentengnya. Demi menghindari nyiny
rpapasan dengan rombongan keluarga Arvin y
mpilan seketika memainkan bibirnya.
ndan menor gitu! Emang dasar keganjenan si Kinar itu!" sungut Bu Int
datang di hari persidangan. Tapi nyatan
bisa lepas dari biduan murahan itu!" timpal Tasya. Sedangkan, A
gkahnya! Huh, rasanya pengen cepet-cepet a
rang yang paling penting dalam hidupnya. Ia pun mulai melajukan mobilnya setelah
pengadilan agama yang menjadi tempat sidang mediasi pertama mereka. Jantung Arvin be
rvin terlihat masih gamang dan belum membuka pintu mobilnya. Seakan tak
at loh," ujar Bu Intan dengan suara cemprengnya.
erceraian atau tetap mempertaha
n, Vin?" Bu Intan menatap tajam putranya
menyusul," ucap Arvin agar Bu Intan be
hirnya wanita paruh baya itu keluar dari mobil. Ia tak langsung berja
menghirup napas dalam-dalam seakan meraup oksigen sebanyak mungki
kantor pengadilan agama. Mereka bertiga kemudian melangkah bersama. Bu Intan dan Tas
h tangganya hingga ajal menjemput. Bu Intan lupa jika putranya juga tidak dapat menj
ar memanggil nama Arvin. Langkah ketiganya pun be
seorang perempuan yang terdengar tidak asing
t kehadiran Devita yang tengah b
elihat kehadiran Devita yang lagi-lagi sangat tida
dampingi abang sidang, he he," ti
ahu dia kalau hari ini s
abar pada Devita tentang hari sidang pertama Arvin dan Kinar. Sehingga hal itu mem
k. Napasnya tersengal setelah dirinya berhasil me
mbil terus mengatur napasnya
" tanya Devita setelah b
karang, atau kita bisa telat!
rempat masuk dan menuju ke ruangan yang a
ah mereka sampai di depan ruangan yang dituju. Pintu di sana masih tertutup seakan menandakan jika
saat melihat ada kursi tunggu yang kosong. Dan memang sarana itu
mpat duduk yang berdekatan dengan Arvin. Tentu saja hal itu sengaja dilakukan agar
rawang entah ke mana. Berkali-kali ia melirik ke ara
gkat lebih dulu. Tapi ... aku nggak lihat ada tanda-tanda kehad
adaan Kinar. Ia gelisah dan
ingin pergi ke sini
adi sesuatu di j
r dan Kinar. Bahkan ia sampai tidak sadar jika dirinya sudah melamun cuku
r Bu Intan. Suara cemprengnya berhasil me
. Ia sudah tidak sabar untuk segera dinikahi Arvin. Dan hal itu akan terjadi jika hubungan Ki
r. Ketiga wanita itu saling melempar tatapan
sih, Bang!" sun
u, terus kayak lagi nyari seseorang!" timpal
deh. Abang ngapain coba di sin
melihat Kinar masuk ke dal
antas mengangguk serempak. Ia tak tahu men
di dalam, Bang," celetuk Tas
aja. Kinar juga pasti udah datang." Devita akhirny
segera terjadi. Ia tak mau A
n pun menurut dan mulai mengayun langkahnya untuk masu
ari jika Kinar tidak hadir di sidang pertama mereka. Pihak pengadilan pun mem
ya setelah surat panggilan sidang dari PA kemba
ah harus pulang membawa kehampaan. Padahal ia berharap di sidang pertama ini, ia dapa
kamu tak datang,' desis Arvin
tiga karena pasti mereka akan menganggap jika Arvin masih men
harap agar waktu dapat diputar sesuai keinginannya, dan ia berjanji untuk b
semula. Pun juga kenangan yang sudah tercipta. Baik itu kenang
gan Arvin, ketiga wanita yang bersamanya sibuk berisik dengan tema-tema obrolan mereka. Arv