TRIANGLE LOVE: Duda VS Siswa SMA
ii
bersahut mengejutkan pagi yan
ac
iasa tinggal di mobil van dan sudah berada di ibu kota selama beberapa bulan, ia kemba
a sembari keluar dari van car yang ia parkirkan di lapangan parkiran st
a, kupikir aku overs
izinkan untuk datang lebih awal dan menumpang mandi di st
u lari pa
nggunakan pakaian tidur dan hanya menggunakan sandal swallow. Ia menyeringai sepa
Olahraga saja sana yang betul!" gerutun
apangan basket. Ia melihat sekelilingnya, gadis itu menarik dan mengeluarkan nafasnya dengan p
ang aktif s
tercengang dengan penampilan pemain basket yang
TF
uk dan bahunya yang sangat lebar. Seketika ia menelan salivanya membayangkan d
sampai mata mereka bertemu satu sama la
tu dengan suara datar
yang bahkan tidak memekik itu seperti menyelimu
rus memperjelasnya kalau aku tidak sen
dannya darinya sampai orang yang ia p
idak sengaja menatapnya.
perjelas keadaannya, lelaki
usia tadi?" Joana merasa merinding
api bisa jadi mungkin karena dia terlalu sempurna untuk jadi manusia, itu masuk akal a
kelelahan dan memilih berbaring sebentar namun tak di sangka ia terbang
*
ngus kesal sepanjang pe
sedang bekerja sama dengan sekolah sw
pe marah-marah begitu. Cih. Dia aja dat
karena ini hari pertamanya melakukan di sekolah swasta yang sangat megah. Joana sudah kagum sejak
k terjaga kualitasnya. Tapi satu yang menarik perhatiannya, seorang ibu paruh baya yang si
sampah. Terlebih lagi ia melihat beberapa kali sampah yang di lempar dari lubang jendela di ruang yang ter
muridnya manusia
un baru saja memegang tong sampah, sebuah bekas k
ngan beberapa wajah tengil murid lelaki. Mereka puas menertawakan ekspresi kesal Joana, wanita
elaki muda dengan seragam yang dikeluarkan datang entah dari mana, dengan postur
par sampah ke
kesal bertambah kesal karena d
as panjang, me
par tanpa alasan?!" tanya bal
gat disegani di sini. Aku bisa saja langsung membua
nar yang terus cengengesan membuat pipi Joana memerah seolah menahan tangis. Ia berusaha melind
kan akan membuat ia di pecat. "Kedua, aku ini baik loh, mengembalikan itu ke pemiliknya. Dan ketiga," Joana menyentuh telinganya lalu menunjuk ke arah CCTV yang tertempel di ujung lorong.
h satu dari mereka yang sejak tadi cengengesan di depan Joana, "Kalau kita tidak
kan berimbas pada ibu tua yang sejak tadi membuju
ku mengacaukan
su itu. "Apa yang di katakana dia benar? Kalau kalian yang membuang s
ngaku, bahkan sebelum lima detik itu dimulai. Joana di
ra minta maaf dan
ah
nginya?" tanya lelaki
a maaf pada Joana dan ibu pembersih. Saat urusan mereka telah se
u!" pangg
dan dan menatap tajam Joana, mend
ngakui kesalahannya, tapi apa kau bisa menja
ng beringas itu, seolah mengataka
mu maksud ibu itu, aku bisa menjaminnya." Lelaki itu kembali melirik ke arah temannya. "Aku kapten di klub ini, menj