Istri Mungil sang CEO
K
ar hutang yang akan dinikahkan di usia yang masih 19 tahun, Eliza saat ini sedang dalam keadaan gelisah di dalam kamar. Suara hati dan pikirannya meny
mamnya seraya mengeluarkan baju-baju usangnya dari dalam lemari
n gemetar karena gugup gadis itu meraih ponselnya lalau mengeluarkan sim card dan meletakkannya begitu saja di atas kasur. Sudah satu jam lamanya Eliza berpikir dan mengemas ba
k
ru dan hatinya terus berdoa agar orangtuanya tidak kembali d
unci. Eliza menyelinap masuk dengan hati-hati meski dia tahu di rumah ini sedang tidak ada siap-siapa selain dirinya. Ini pertama kalinya dia menyelinap s
n tubuhku genetar sekali," bisiknya pela
ng tertutup rapat lalu dia mencoba membukanya dan memang tidak dikunci, entah ini keberuntungannya atau memang kedua orangt
a
cepat. Dia menoleh cepat taku-takut orangtuanya sudah pul
ndekat ke arah meja rias sang Ibu dan memungut sisir bul
sebelum mereka benra
s itu berharap ada setidaknya sedikit uang untuknya. Sudah tas ke-lima yang diperiksa Eliza namun hasilnya nihil. Lalu matanya beralih pada tas yang
sinya betu
n memicingkan sebelah matan
tertahan, dia merasa sangat a
engunci pintu itu dengan kunci yang dimilikinya agar orangtuanya tidak menyadari jika ia telah kabur, mungkin mereka baru menyadarinya ketika besok pagi, ya itulah yang diharapkan oleh Eliza saa
h yang sudaj sekian tahun jadi tempatnya berteduh. Ada rasa sedih saat akan meninggalkan semuanya, keluarganya, bahkan satu-satunya sahabat. Ariana tidak dib
anji." Eliza bertekad kalau suatu saat nanti dia akan kemba
di tepi jalan saat melihat bayangan lampu kendaraan. Dia harus berhati-hati, siapa yang tahu nantinya orantuanyalah yang sedang melewati jalan ini. Hujan mulai turun meski masih gerimis kecil
tungku sudah mulai sakit." Eliza menyentuh
gan tangannya, jam itu sudah mulai basah oleh rinainya hujan, dan ia tidak menjamin ji
nnya yang penting dia ingin sejauh mungkin berlari dari rumah. Kakinya mulai goyah dan tera
da tumpangan
kan siapapun selain keluargaku
nnya semakin buram hanya karena kabut tapi kepalanya mulai pusing. Tanpa disadari oleh Eliza ada sebuah mobil yang kecepatannya lum
ITTT
R
hujan deras, wajahnya mengernyit dan dia masih meringis kesakitan sebelum kegelapan datang melingkupi. Di ambang batas kesadaran Eliza dia melihat bayangan 2 orang datang menghamp
an mati seb
*