Dewa Pedang
ak bisa dipandang sebelah mata. Memang tidak salah juga kalau orang itu dijadikan pemimpin
henti, entah dengan cara bagaimana, tahu-tahu Ranu Brata
ada luka. Tidak ada pula
seperti sebelumnya. Tetap
juga. Aku jadi lebih bersemangat untuk bertar
n Titik disilangkan di depan dada. Tenaga dalam dan hawa murni langsu
rcipta. Hawanya membuat keadaan
ebut. Oleh karena itulah, dia pun s
, tiba-tiba memancarkan cahaya kemerah-merahan. Ha
Naga Hitam Dari Selatan bisa menahan jurus Tiga Belas Serangan Raja
an sekali senjatanya. Sedetik kemudian, mendadak
k. Datangnya juga tak terdu
rata ternyata jauh dilua
n kapas. Hanya sesaat saja, dirinya sudah t
." teriaknya deng
hh!
asan golok datang dari samping kanan ke kiri. Disusul ke
. Meskipun jurus golok yang dilayangkan oleh Ranu Brata sudah cukup untuk mencabut nyawa orang lain,
keduanya, makin lama makin sengit lagi.
ku tangan. Saat ini, Pendekar Bunga Mawar Biru itu juga sedang m
n kalap. Tiga batang golok tajam menerjang ke s
menyala. Seolah-olah itu adalah bayangan tiga e
rapa kali dirinya hampir mati di ujung golok lawan, tapi untu
s, tiba-tiba wanita itu membentak nyaring. Dari balik pingga
tt
, menyambar tiga orang anak bu
tik berikutnya, tampak tiga orang itu sudah terjengkang ke belaka
t. Bekas luka itu tampak seperti sebuah tamparan. Ta
ebut diakibatkan karena sebuah selendang pusska yang
dak ada artinya. Tapi bagi Nyi Diah Ayu,
a persilatan. Karena selendang biru bersampul bunga Mawar itu
kma ..." Nyai Diah Ay
r ke depan sana. Selapis hawa kematian mencekam keadaan sek
Namun entah bagaimana caranya, ketika jarak selendang sudah maki
gan bersamaan yang mengarah k
at. Sehebat dan sekuat apapun Pendekar Bunga Mawar Biru,
encecarnya. Kali ini bahkan jauh
ri. Adu jurus itu berlangsung sengit. Namun lambat laun, siapa pun dapat menyaksikan
ng melawan dua anak buah Ranu Brata lainnya. Pemuda itu telah me
g bukan pedang pusaka. Tapi setidaknya, pedang tersebu
tt
a mengeluarkan salah satu jurus pemberian ayahny
geluarkan jurus tersebut. Bukan karena apa, melainkan karena siapa pun yang sudah berhadapan dengan j
lian. Bukan saja kedua orang lawannya tidak mampus, b
tenang dan wajar. Bahkan sesekali m
ang yang dibuat olehnya. Benturan dua benda tajam terus terdengar.
kan keadaan. Mereka juga sudah mengelu
tu dibuat kerepotan. Bagaimanapun juga, dia masih muda. Pen
epuluh jurus kemudian, salah satu gagang golok lawannya
olok lainnya dibenturkan sehingga memental