icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

REVENGE'S CEO

Bab 3 PERTEMUAN

Jumlah Kata:2025    |    Dirilis Pada: 18/08/2022

n Kimora benar-bena

getukkan jemarinya di atas meja dengan gelisah. Restoran mewah ini tidak begitu ramai karena memang jam makan siang sudah lewat. Hanya ad

hat menarik napas panjang. Tiga puluh menit suda

eketika membuatnya mendengkus kesal. Ia berada di sini bukan untuk berniat makan atau se

a. Kecemasan itu bergumul di kepalanya dan membuat deba

e

dengan gelisah ketika mengingat percakapan

al

hati siapa pun berdesir. Suara pria yang memiliki alunan tegas namun sensual. Menggelitik indra pende

-y

da yang bernama

Runa atau Billa." balasnya sembari mene

Aruna." bisik pria itu

u giman

lunasi biaya

nar

i ada sy

. Ah, mengapa ia bisa berpikiran buruk pada pria itu? Namun perasaan tidak ena

i baby sa

pi saya suda

d oleh pria itu. Apa itu sugar babby? Seperti yang ia baca di

menjadi simpanan saya. Apakah Ki

adis itu sedikit bergetar. Ia berusaha menenangkan dirinya, menarik napas panjang berulang dengan perlahan. Suara hela

dainya kamu tidak setuju, Aruna." suara sensual itu kembali te

saya

bers

saya

epastian sece

an menyakiti perasaan wanita lain yang mungkin nota bene istri dari pria itu. Memikirkan sebuta

aby yang elegan. Memilih dengan selektif status calon sugar daddy-nya, lajang a

rkekeh pelan."Saya belum puny

ja

i kenapa ia ma

nelan sa

? Saya tidak suk

ran? Ini tidak akan lama, hanya sampai saya lulus kuliah, kan, Om?" tanya Aruna beruntun dengan

a, juga adegan Kimora yang berciuman tepat di depan matanya. A

us dilakukan seorang baby, Aruna. Apakah se

i

ngs

i

pacar adalah menjadi sugar baby? Pantas saja mobil miliknya

mora hanya seka

car

Y

kan transfer malam ini juga untuk melunasi SPP kamu terlebih d

by? Ah, lelaki itu tidak mungkin memberinya uang cuma-cuma jika tidak ada imbalannya bukan? Tapi belum sempat i

tu seketika membu

'Om-om temannya Kimora' tertera di layar ponselnya, Aruna langsung

ara berat di ujung telep

sudah merasa terintimidasi hanya dengan mende

h." jelasnya dengan terbata. "Say

-Tu

ap ke arah ponselnya

tidak

nggilannya begitu saj

putih dan terkesan sangat bersih. Namun, pria itu masih

gat pas di tubuhnya membuat Aruna harus menelan ludah berkali-kali. Terlihat seperti pegawai kantoran den

tangan, mengajak Aruna berken

ngan besar pria itu, "Aruna Salsabilla." Jawabnya so

i dengan mata memicing menatap meja d

merasa pria itu terlalu sempurna. Pria itu juga terlalu dewasa dari segi usia. Mungkin dia berada di antara rentang usia 30-40 tahun. Entahlah. Namun

a. Dan mereka hanya terikat asas simbiosis mutalisme, bukan perasaan atau sesuatu yang mel

gar. Aruna berusaha menentramkan degup jantungnya sement

at. Penampilannya saja mampu membuat Aruna bingung. Melihat banyaknya benda mewah yang melekat pada tubuhnya membuat Aruna

ap pria itu tegas. "Saya tid

s makanan yang membuat Aruna melongo karena besarnya digit angka dan simbol

yar berapa?"Tanya pr

nggup mengangkat kepalanya karena malu dan salah tingkah. Meski, setelah transaksi dilak

? Tulis saja berapa nominal angka yang kamu butu

ng lebih privacy?" Aruna berkata tanpa berani me

itu t

una? Kamu benar-benar lucu! Apakah ini pertama kalinya buat kam

ut serius di wajah tampannya. "Kalau kamu malu, kamu bisa menulisnya di kertas

eraih bolpoin dan kertas yang disodorkan Kai l

a sentuh

rtama akan membayar denda pada pihak

gan tangan

sengaja lima

n tidak senga

uman dua

kan lima p

bungan b

tu Aruna menyodorkan secarik kertas itu ke hadapanny

h

Kaisar ng

dia bisa sangat percaya diri untuk meneruskan kegilaan ini. Karena kalau dia tidak gila kali ini

masih per

Kaisar me

n badan, otomatis keperawanan say

i nominal itu sangat wajar untuk sesuatu y

-benar masih...."Kaisar

api saya nggak mau dong ditester-tester. Pokoknya saya seratus

ria itu ter

yang membuat mata Aruna m

nik

Ken

.. Saya masih terl

janjiannya, Aruna. Saya tidak yakin uang yang saya transfer semalam masi

h wajah tampan pria itu. Saya sudah gunakan untuk membayar SPP sa

nya. Bukankah kamu sudah dipecat dari pekerjaan sambilan ka

n beberapa pelayan meletakkan minuman dan beberapa makanan di atas meja semb

na bertanya pada Kai ya

a bicaranya, "Bukankah yang paling penting seb

ap Aruna sedi

erdengar lucu. Pria ini sedikit sul

iswa? Di ka

a pelan. Takut juga jika ada

?" Tanya Kai kemudian seraya mena

rse

h. Besok siang kamu harus sud

ini jika ingin bertemu?"Tolak Aruna cepat. Yang benar

begitu paham dengan kepribadian pria ini. Sepersekian detik dia punya sisi menye

geluarkan lembaran dollar dari dompetnya.

u! Okey! Saya pergi dulu," pamit Kai sambil tersenyum man

ng membuatnya merasa sangat penasaran dengan sosok pria itu. Padahal selama ini ia biasa saja dengan banyaknya pr

masalah uang kuliahnya dan semua kebutuhannya selama dua tahun ke depan. Ia hanya perlu berdoa agar

kan belum sehari ia kenal akan membawa perubahan untuk masa depannya.

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka