Wanita Sang Presdir
rena aku sangat-sangat lelah dan tidak in
a. Asha merasa lega. Namun entah mengapa dia merasakan fira
i hanya sebuah kebetulan yang tak ada kaitannya dengan takdir. Asha tahu dia meninggalkan pem
Bahkan mungkin sampai ia menemui ajalnya rasa benci itu akan terus ber
reka. Ya, judulnya telah berubah, dari yang kira As
dua orang itu tertawa di atas kesediaannya. Asha m
hkan. Menenangkan gejolak di dada, di sinilah Ash
uatnya merasa tenteram. Namun tentu fasilitas bersaing dengan hotel lainnya. Bukan karena Asha tak bisa menginap di hotel bes
ika ia menginap di sana, sang nenek akan bisa menemuinya dan membuat semua pegawai ya
an berada di sini selama satu minggu saja. Lalu setelahnya ia akan kembali meninggalkan tempat ini. Meski ini adalah tempat lahirnya. Tempat
athtub. Memejamkan mata ia kembali tering
emberi salam perpisahan. Rasanya seharian menangis saja tak puas. Asha sudah sangat
t. Dan hal itu tak lagi membuat tubuh Asha termanjakan. Seku
bar handuk putih, Asha keluar dari kamar mandi. Ia ingin segera menghempaskan diri ke
tanya terbelalak lebar. Ada orang lain di dalam kamar ini, pada
da di dalam kamar
ereka bertemu. Asha yakin dia tidak memberitahu satu pun orang mengenai lokasinya. Kalau b
ntai seakan memang sudah tau Asha
legak di dalam diri Asha. Orang ini, manusia tak di
satu terlihat dingin, yang satu
ke dalam kamar hotelku!" Asha menjerit keras. Ba
melihat wajah berengsek itu. Akan tetapi Alfa malah menunjukkan wajahnya itu pada detik ini di hadap
nya. Jadi bagaimana kau bisa masuk ke
kondisi yang sangat marah sekali sekarang. Sampai-sampai ia lupa bahwa seharusn
gan sangat enteng. Seakan dia berkata bah
buat Asha m
u punya kuncinya. Aku y
mendominasi dari Alfa membuat Asha hampir kehilangan kendali dirinya. Dadanya berdenyut, karena
mpat ini. Hotel di mana ka
lankan bisnis hotel. Dia telah salah menginap di sini. Kalau tau ini ada
kau tidak bisa seenaknya masuk ke kamar par
puas diri melihat Asha. Seakan kemarahan Asha dianggapnya sebagai suatu hal yang patut
a sering mela
partemen Alfa tanpa ijin. Tentang cerita mereka di masa lalu. Ketika pulang kerja mereka akan selalu tidur dengan sal
kedua belah pihak. Namun sekarang, detik ini aku tidak
energi sekarang. Dia sangat lelah. Dia hanya ingin
kau ikut dan me
nenekku. Memangnya kenap
aja apa
aiku. Kau juga sama, kau adalah orang yang tidak ing
k mau bertemu denganku, tetapi
egaskan
mbuat kegaduhan. Sebaiknya kau pergi, keluar dari pintu itu SEKARANG!" Asha menunjuk ke arah pintu. Berh
iau sangat ingin
liau pada waktu itu bilang bahwa dia akan sangat bersyuku
kau bisa mengerti Asha, beliau sedang berusaha menghentikanmu saat
frustrasi Asha pun
aku ini gadis kecil yang tak paham apa-apa. Akan kutega
sekarang main tangan terhadap wanita. Asha sudah pasrah jika Alfa sampai menamparnya. Karena dia lemah dalam hal bela
gga terakhir kali yang ia ingat adalah wajah
enapa kakinya semakin lemah sekarang. Kemarahan yang harusnya pecah dari bibirny
sialan
san. Alfa mersngkum wanita itu dalam pelukan er
Asha! B
an kekarnya segera menyelip dibalik tubuh Asha. Menggendongnya sambi
al