Istri Kontrak CEO Dingin
s membuat bulu halus Inara kini berdiri, namun ia tak menghiraukan suhu dingin yang seakan-aka
li mengantarkan makanan itu keruangan Arshaka. Terlihat Arshaka
alu masuk dan menaruh makan
kan dulu, mumpung masih
terikat dilayar leptopnya. Inara pun tak tau harus ber
a jam sudah menunjukkan 22:00, biasanya waktu segini ia sudah b
tanya Inara ragu-ragu, takutnya
amu boleh keluar
ada dirinya dan juga Arshaka sebab Bim
*
an yang dibuat oleh Inara, lalu mencicipinya beberapa sendok, setelah itu ia men
hat Inara yang masih dikantor. Ia menat
Arshaka. Ia pun menggoyang-goya
tangannya mengenai wajah Arshaka j
p Inara terkeju
lang?" tanya Arshaka
inkan saya pulang, jadi s
saya sudah men
menyuruh saya kelu
arang," ucap Arshaka lalu melangk
ia pun mengambil sepedanya. Namun saat
a ku kempes lagi," gumam
banget," ucap Inara lalu
elihat Inara yang masih duduk d
u ke
ucap Inara
anya Arshaka melihat ban
..iya
tabrak, bukan?" ucap Arsha
nya mengingatku gara-gara melihat sepeda ini, apakah wajahku
, namun tidak ada satupun taksi atau pun ojek yang b
saya!" uc
apa
anter kamu pulang," ucap Arshaka
tarku pulang... ternyata hari ini aku tak sepenuhnya
a saat melihat Inara yang masih
shaka. Arshaka pun membantu Inara memasukkan sepeda I
abuk peng
a tak pernah yang namanya naik mobil mewah seperti ini, yang ia tau hanyalah sepeda, ojek dan
a lebar kedua matanya, melihat wajah tampan milik Arshaka begitu dekat dengannya. Setelah selesai memasang sabuk pengaman, Ar
ungkin saat ini Arshaka bisa mendengar suara detak j
gangkan, itu yang dirasakan Inara didalam mobil. Arshaka tak sedikitpun berniat untuk memulai p
shaka sedikit mendongak melihat rumah Inara dari atap s
lalu melepaskan sabuk pengaman, dan keluar menuruni sepedanya dari
ucap Inara yang tak menyelesaikan ucapannya sebab Arsh
ni," ucap Inara menghela nafasnya lalu
ka pintu rumahnya, ia melihat ibuny
ara lalu berlari
an tubuh ibunya. Namun ibunya tak sadar-sadar. Inara
n suara bergetar saat ponse
u? Kamu tidak apa-apa kan?" terdengar suar
ebentar ya, ibu pingsan, aku butuh bant
kalan kesana secepatnya." ucap
selalu ada buat Inara, ia tak perduli mau itu kapan maupun dimana
kot milik tetangganya, ia pun masuk kerumah Inara l
ucap Inara saat mereka
, kenapa bibik b
masuk rumah ibu sudah tergeletak dilantai, mung
ya, supaya ia punya biaya untuk operasi ibunya, namun selama ini uang yang ia kumpulkan tidak pernah cukup, tak perduli betapa iritnya Ina
mendapatkan uang dari mana untuk biaya operasi ibunya. Inara sama sekali tidak tau keberadaan ayahnya, sejak kecil Inara tinggal berdua dengan ibunya dan ibunya tidak pernah memberitah
gsung mendekati dokter itu. Dokte
apa ibu saya bai
takan ini, kondisi ibumu saat ini semakin parah dan harus secepatnya dioperasi, kalau tidak
kini terlihat semakin sedih, ia tidak tau dimana ia baka
anku dulu, ya meskipun aku tau tidak bakalan cukup, tapi
tuk biaya sekolah adikmu. Kalian
sulit untuk dibujuk kalau masalah meminjam uang, karena Inara
*
anya Bu Jovita sa
ibunya tadi malam masuk k
iapa yang bakalan melaya
t," ucap Inara yang mu
kerja? Siapa yang nun
etap masuk kerja, supaya bisa mengumpul
g rapikan ruangan pak Arshaka ya, s
angsung menuju ruangan Arshak
itu, sampai kinclong. Ia tau kalau Arshaka adalah orang yang sangat bers
dak tidur semalaman karena menunggu ibunya. Karena tidak bisa menahan rasa ngan
, kini ia tak menyadari keberadaan Inara didalam ruangannya, s
h ada sapu diruangannya, barulah Arshaka melihat ba
r
didepan wajah Inara, sehingga membuat In
tidur, ah?" bentak Arshaka yan
maaf," ucap Inara yang langs