Istri Jutek Abian
ia melirik ke Abian yang sudah segar dari rambut setengah basah, mengenakan kaus pu
lipun hari libur, orang normal lain akan mem
ich saja nggak
apa pun bersama suaminya. Biarkan saja Ab
loh, saya
n roti lapis berisi daging dan sayuran ke piring sang istri. Ab
saja di rumah. Apa k
Gita muntahkan. Dia celingukan ke kanan kiri, pantas
Lagian saya kangen berduaan sama istri," ke
perlu. Dia mana sudi berduaan bersama Abia
kali, sementara Gita cenderung merengut tanpa merespons apa-apa. Gita segera
n kening berkerut-kerut melihat
mutar bola ma
jalan-jalan kenapa nggak bilang.
sa gawat kalau Abian tahu siapa yang
Namany
a memulas bibir dengan lipstik warna merah menyala. Lagi pula sejak kapan
runya melihat segala aktivitas
ggak mau loh nanti ada pria nakal
in lebih baik mengambil lakban agar mulut suaminya diam. Gita b
aki apa perempuan, cantik banget dand
a kamu nggak merusak kebahagiaan kami. Gita m
ian dalam waktu dekat, dia ogah berlama-
memesan taksi online yang langsung disambar Abian. "
iap berhadapan dengan suami, mendadak lenyap. Dia menyoro
ganggu hidup aku, Mas. Rasa
ah anehnya. "Hidup saya kurang lengkap
-hal kriminal, mencekik leher Abian contohnya yang selama ini hanya ada di bayangan. Dia tidak ingin menghabiskan wak
n seakan memiliki tekad sekuat baja. Gita benar-benar dib
mbulkan kerutan. Sia-sia usahanya memoles bed
a tidak perlu meladeni Abian. Gita sedang malas menyetir d
cemas takut kamu kenapa-kenapa," gumam Abia
*
ancang kalimat yang akan dilontarkan depan Ega. Dia sudah menyimpan
emukan sosok pria dengan hodie hitamn
asih bebas menghirup aroma musk dari tubuh kekar Ega yang sering memeluk erat. Gita
selalu menanti masa-masa Ega akan serius mengajak ke jenjang pernikahan. Sayang sek
ita basa-basi dengan
jeda aktivitas menyesap m
ngan perasaan campur aduk. Dia meremas kedu
sama Ban
sebal, dia malas mencatut nama Abian
Bukannya dia suami kamu
au aku akan berusaha be
ebentar, lalu meng
irinya menawarkan diri pada Ega. Semua kalimat yang dirancang se
n dulu. Sementara Gita hanya memegang cup dengan was-wa
ekas orang apalagi bekas abangku sendiri. Tapi aku nggak bisa bohon
yang sejak tadi ditahan melu
ad
dan lelaki itu memilih menggeser lay
i luar, nan
an telepon, semantara Gita menebak
lkan ponsel ke saku dan ke
da pria lain, tapi Gita tidak peduli. Dia sangat
u nunggu
aku nggak mau nungg
sampai mengabaikan minuman di cup-nya.
akin Bang Abian mau melepas kamu,
ersikeras pisah, tapi kalau Abian enggan meng
janji akan membuat Abian mu
an mengusap sudut bibir Gita yang memiliki kebias
a khilaf. Sentuhan kecil Ega menimbulkan keinginan memeluk pria i