icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

I Love You Om Miliarder

Bab 3 Wajahnya Penuh Teka-Teki

Jumlah Kata:1775    |    Dirilis Pada: 25/07/2022

pesta semalam?" t

nggan beranjak dari tempat tidur meski unt

asa sakitnya. Menyerap seluruh tenaga hingga aku

mbutuhkan seseorang untuk dijadikan tempat curahan. Usia Ember yang juga hampir

ti marah besar,

seperti biasa, Tuan Marco membuat alasan pada tamu ji

efan?" Aku juga penasaran

Kubuang napas kasar, memilih ber

engan mereka, kenapa dua sauda

semua, tetapi juga ada keraguan untuk membuka suara. Alhasil dia hanya men

pertinya akan menjadi pelayan setia pada sang tuan, bersedia

sekarang?" tanyaku m

n membuatku ingat perlakuan Tuan Marco padanya semalam. Wajah dia terlihat babak belur den

sana Stefan sedang duduk mengobati luka dengan batu es. Kehadiranku langsung terli

itu s

lan meski sesekali meringis m

enekan-nekan pelan pada wajah Stefan. Dia hanya

gaun itu." Dia berujar menunjuk gaun

ku cuma malas ga

idik. "Dia sangat kasar meski pada perempuan, w

banyak perempuan yang sudah meninggalkan Tuan Marco karena sifa

jar lembut. Meraih kedua tanganku secara tiba-tiba, tentu saja aku kaget. Namun

aik, Marco tidak berh

aya dengan apa yang dikatakan Stefan. Tatapan mata itu sungguh meyakinkan. Pun perlakuan kasar Tuan Marco se

elahi?" Kali aku memberanikan diri u

tuk berhenti mempe

nap

gkan ucapan, menatap lurus tanpa kedip

sejak pertama

ejak pertama bertemu, tetapi mendengar penuturan tersebut rasanya begitu aneh. Entah ha

enjadi suamimu," ujar Stefan seakan sadar akan keresahanku. "Aku tida

enyukaiku? Namun, dalam hal apa? Kami jelas baru bertemu beberapa hari saja dan itu pun belum saling mengenal dengan benar. Hanya berpapasan saat-sa

alihkan perhatian. Kulihat seorang

, si

" Dia memperkenalkan diri. "Tuan sud

apa Tuan Marco harus menemuiku di lain

uk menemui Tuan Marco setelah kejadian semalam, meskipun dia sudah

an melukaimu." Stefan akhirnya mengangkat suara. M

*

yusuri koridor usai ke luar dari lift yang membawa kami ke lantai sepuluh. Entah dia akan membawaku ke mana

erlu dikhawatirkan barulah berani membuka pintu dan masuk dengan sangat hati-hati. Kaki menginjak puluhan kelopak mawar merah yang sud

ja terhenti saat mata jatuh pada tempat tidur berukuran king size. Bunga mawar utuh berbentuk hati tergeletak di atas tempat ternyaman itu. Aku menelan saliva gugup

s kamu lakukan di tempat ini, terlebih hanya ada kami berdua saja. Ap

itu terjadi, Ruby!' B

arang sudah membalikkan badan ke arahku, di

dekat dengan senyuman melebar

kat. Bodohnya aku malah seperti orang linglung, indera pe

, bahkan sekarang aku sudah mengakui ketampannya! Ada yang tidak be

Tuan Marco mengekori penglihatanku karena saat itu juga dia kemb

mpat tidur itu?" tanyanya sembari mengedi

ena kita sudah menikah aku mau melakukan itu sama Om, jan

antara kesal, malu

bertanya dengan kerutan kening. "Aku hanya menaw

atas tempat tidur itu adalah soal bunga, bukan yang lai

suara dengan nada menyelidik. "Sesua

Ketusku melipat kedua tan

cak puncak kepala. "Buang pikiran koto

ngan Tuan Marco. Pun ada apa dengan aku, bisa-bisanya berpikir hal dewasa depan dia. Bagaimana t

an pembuka pagi yang tersaji rapi. Dia juga sempat menarik kursi dan

engangguk pelan. Namun, detik berikutnya mulai menyadari sesuatu. Ada yang berbeda dengan cara bicara Tuan Ma

n pemandangan depan mata. Samping kami duduk benar-benar dekat dengan dinding kaca hingga keadaan luar jelas terlihat, di

kembali mengalihkan pandanganku. "Aku tau itu

kulihat saat ini. Tuan Marco sungguh me

Ia pun meraih lengan tanpa terlebih dulu meminta ijin membuatku terkesiap kaget. Di

sudah tidak sakit lagi. Buru-buru kutarik tangan agar te

rdengar. "Kenapa masih memanggil o

kenapa?" ta

ya kesal. Aku menggeleng sebagai jawaban me

coba panggil

tapi segera melerai saat terdengar aneh

eperti suamiku, sayang, honey atau semacamn

gan harap semua i

anyanya untuk lebih

Kujawab seadanya. Dia

s. Sepertinya aku harus mempersiapkan diri untuk tidak menegang. Dia lantas berdiri berjalan ke arah tempat

da kebenaran apa lagi yang akan terungkap hari ini. Tuan Marco m

tersebut. Membukanya secara perlahan, mengeluarkan apa isi

ba perhatikan maina

ngan mainan anak berwarna hijau ini, kuputar-putar lebih t

gum

Aku mencoba menerabas ingat memutar secara paksa aga

bagaimana

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka