icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
I Love You Om Miliarder

I Love You Om Miliarder

Penulis: Tery_Mery
icon

Bab 1 Menjadi Jaminan Satu Milyar

Jumlah Kata:2303    |    Dirilis Pada: 25/07/2022

bangkit dari pembaringan pun rasanya begitu sulit. Entah apa yang terjadi padaku sebelum bisa berada di tempat ini. Semu

ah mati saat sadar jika sekarang berada di sebuah kamar. Satu hal lagi, tempat ini terasa asing dan begitu

u memutuskan untuk menuruni tempat tidur. Tertatih berjalan

bertingkat layaknya istana di jaman modern. Masih dengan mulut menganga aku kembali berjalan, menutup pintu pelan sembari c

Siapa yang dimaksud? Mungkinkah itu aku? Aku berbalik, di belakang sudah berdiri seorang perempuan sete

erbasa-basi, segera kusuguhkan dua t

masih dengan nada sopan. Mulut terasa tercekat, alhasil aku hanya bisa membulat layaknya ikan d

g salah jika aku berkata hidup mandiri. Dia mungkin belum tahu seperti apa pahitnya kehidupan yang dua tahun terakhir i

a kemewahan ada di depan mata, kehidupan Nyonya

er katakan. Atau mungkin semua ini hanya mimpi? Ayo sadar, Ruby! Kuc

ah korban Tuan Marco yang kesepian ingin segera menikah. Mendadak saja bulu kudukku meremang, seburuk apa rupa Tuan Marco itu hingga dia harus menculik seorang gadis agar bisa d

a, Nyonya," pintanya

ma

er menjawab singkat meski

ndak kriminal. Saya nggak kenal siapa itu Tua

. Kalian memang akan segera m

lelaki tua bernama Marco itu. Tidak peduli sekaya apa dia, aku tidak akan pernah mau menikah dengannya, tit

o ini. Pening di kepala sedikit membuatku kesulitan untuk melangkah, terlebih sekarang harus menuruni anak tangga. Sesekali meliha

tnya nanti jika sudah terbentur lantai. Kupejamkan mata rapat-rapat, tetapi keanehan terjadi saat merasa tidak

takut melihat wajah marah dari lelaki tua itu. Mungkin lebih b

yahdu mengalun pada gendang telinga. Aku tertarik untu

ansung wajah si pemilik suara bariton itu. Kami bersitatap, dia tersenyum

Stef

a menyebut nama 'Stefan' bukan 'Marco'. Berarti lelaki ini bukan t

mencoba untuk berdiri. Sungguh, sekarang aku merasa

na?" Stefan kembali melo

arena aku belu

ik-baik saja." Ku

Stefan hanya tersenyum kecil. Aku sempat mencuri pandang dan berani bersumpah demi apa pun jika lelaki itu sangat manis juga tampan. Pandangan kami sama-sama tera

aru saja Ember tunjuk, di sana jelas ada dua lelaki. Seorang lelaki berbadan cuku

aku harus kembali melarikan diri. Marco asli jauh lebih buruk dari gambaranku. Lelaki berbadan besar

menyapa Stefan, itu berarti dia bukan Marco. Aku mendongak menatap punggung lelaki yang sudah menjauh. Apa dia Marco yang asli? Sebenarnya ad

tak mau kuikuti langkah Ember dan kembali menaiki anak tangga, bertemu dengan Tuan Marco si penguasa ist

*

m ruangan ini, sangat indah dan menakjubkan. Lemari buku berukuran rasaksa lebih mendomonia

menatap seorang lelaki yang sekarang duduk memunggungi. Dia menga

k, T

puan itu mengerti arti dari gerakan jari Tuan Marco. Selang meni

ke ma

inggalkan aku dan Tuan Marco yang sampai sekarang belum menunjukkan batang hidungnya. Membuat penasaran saja. Selepas kepe

ecil." Suara bariton miliknya membuatku terk

sal. Dia terkekeh lalu memutar kursi memperlihatkan wajah yang selama ini hampir membuatku frustrasi

dan maskulin, hidung mancung juga bibir sedikit tebal berwarna merah muda entah itu

sebagai paman meski wajah itu b

embaca pikiran, mungkinkah dia juga seorang para normal? Tuan Marco lalu menatapku tajam

anji, dia merawatmu dengan baik

kening. "Or

jarnya saat mungkin saja tahu rasa tidak mengerti dariku. Ke

Terkejut dengan pemandangan depan mata, puluhan bahkan ratusan fotoku terjajar r

ini? Apa Om seorang mesum yang diam-diam

enatapku ta

r terkesan pongah. "Iya, usia kita jelas beda j

tua itu," bal

a usia

h lima." S

menikahiku karena aku hanya akan menikah dengan

ngan mata. Lihatlah Tuan Marco itu, s

tersebar harum, memikat perasaan meski baru beberapa saat bertemu. Jantungku pun mudah bereaksi jika padanya, sedangkan pada Tuan Marco? Ah, melihatnya saja sudah membuatku naik

n Marco memiringkan tubuh agar kami berhadapan, menatapku dengan picing

karena besok status kita akan res

r seperti itu. Satu hal lagi, jangan harap kalau aku

n manggil om." Kujawab ketus di

uju sebuah lemari kecil sudut ruangan. Mengeluarkan sesuatu lalu kembali

ana juga tertera jika pihak kedua akan menerima uang sebanyak satu milyar dengan alasan menyerahkan anak perempuan untuk kelak dijadikan istr

i uang satu milyar? Namun, mengapa rasanya begitu mustahil mengingat kedua orang

puluh tahun pun sebenarnya kamu sudah menjadi milik saya, tetapi s

sti perjanjian palsu, Om seng

di atas materai?" tanyanya pelan

meski sebenarnya percaya dengan perkataan Tuan Marco, di

an ko

tidak berhak membuat teka-teki dan mempermainkan hidupku. "Dalam perjanjian itu a

u." Tuan Marco menjawab datar,

sekarang, b

olak panas. Napas turun naik tak b

ab,

njam uang sebesar satu milyar dengan jaminan kamu

ikah dengan lintah darat seperti Om!" Tumpah sudah kemarahanku. Sejatinya ada luka di kedalaman hati saat mendeng

am emosi. "Lupakan masa lalu karena mau tak mau kamu har

an ha

n kening. Mateo? Siapa lagi dia dan meng

, tampangnya sungguh bringas dan menyeramkan. Oh Tuhan, apa sekarang Tuan Marco a

r agar terus mengawasi dengan ketat."

Ini jelas pemaksaan, aku akan terus mempertahankan pendirian. Mateo mungkin saja kesal dengan amukanku, dengan cepat dia mengangkat t

berpengaruh apa pun bagi Mateo. Dia terus melangkah bahkan sekarang suda

Mateo sungguh kasar, rasanya ingin kucabik tu

jarnya datar sebelum kembali berbalik dan melang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka