MAKNA CERITA CINTA
? Hm?" tanya Dikta yang sedikit merasa aneh d
cuma sedikit pusing," jawab
dalam sakunya. Sebuah cincin. Cincin putih te
apa apa. Tapi, kakak cuma bisa ngasih ini ke kamu, Sayang,"
uni. Kakak sayang sama kamu.
memang tulus mencintainya. Ia tahu benar
tengah bersender seolah menon
tuk, mencaci dan memaki oran
eraya menyeka air mat
apa?" tan
senyuman, Menggeleng lemah.
ng Dikta meng
rengan dengan air mata
hari
g ucapan Dikta. Juni sudah cukup m
kamu jalan-jalan dihari
ni saat ini tak mendukung untuk it
ahat, kakak ingin antar kamu pulang, tapi peke
beranjak mendekat yang kini
," ujar Jema menawar
erat. Air matanya kian tumpah mendeng
Dikta yang tidak menyadari genggaman tangan Juni
a sahabatku sendiri. Aku bakal antar dia," ujar Jema dengan
api Jema yang bakal antar kamu pulang, g
ang menjadi jawaban saat melihat
g tahunmu, Juni." ujar Jema santai pada Juni yang masih di
h spe
ng sama Dikta," ujar Jema masih dengan nada santa
wab ucapan dari pemuda tampan itu. Hanya air ma
kita lihat saja nanti siapa y
men
?" lirih Juni
mobilnya. Sejenak tak menjawab,
-benar polo
ku!" ujar Juni dengan nafas tak ter
ud, bukan?" Jema kembali tersenyum smirk- senyum yan
ak. Ia tak menjawab, langsung ke
eluar, berlari mengejar
berhasil mera
LA
ngannya. Dengan keras
ema menyentuh pip
i, Kak!" seru
eolah baru mendengar le
dah nggak bisa apa-apa lagi, kamu milik
i ia sudah tidak bisa apa apa. Bilang akan semua perl
ngan Juni, membuatnya lagi lagi mengen
pun, Renjana Juniantara ha
*
*
nimpanya karena Jema. Ia hanya keluar untuk bekerja sebagai guru, selain itu, tak ada niat
mata. Terlebih Dikta mengatakan dia akan segera membawa kedua orang tua angkatnya untuk melamar Juni. Dikta me
Sayang," ujar Bu Diba yang ki
pelan, berjala
ek..." tak tahan lagi, Juni kini segera beranjak
a, Bun?" ta
ar, Bunda mau ke sana dulu," ujar Bu Diba
"Ahk..." rintih Juni yang kini ada di depan
, Sayang? Kamu sak
eh, mencob
nggak enak badan, B
, Sayang? Bunda pa
Bunda. Juni cuma butuh istirahat aj
an Jema padanya. Sama sekali, bahkan Juni juga ikut berbohong dengan prihal kecelakaan Dikta. Itu semua ia lakukan karena Ayahnya pasti akan marah besar bila mengetahui an
Nanti Bunda bawa sarapannya,
rapan aja sama Ayah, Juni biar nant
nya Bu Diba yang kini me
iba yang lalu kini beralih beranjak kel
nya pak Romi setelah sang ist
duk disebelah Pak Romi. "
ita panggil
au istirahat aja, nanti juga sembu
kalau Juni sedikit berubah sejak je
at suaminya. Juni lebih pendiam dari biasanya sejak it
i kenapa-napa, Bun." ujar Pak Romi yang ki
*
emetar melihat benda kecil persegi panjang. Testpa
i, dengan tangis memandang benda itu. "Aku nggak mu
a akhir akhi
"Aku nggak mungkin bilang sama ayah dan Bunda. Apalagi k
lnya, nampak berderi
n, benar benar tak t
n kandungan ini," ujar Juni lalu beranjak, menyeka air matanya. Men
ream nya, terburu k
ayang?" tegur bu Diba pad
an. Mencoba bersikap netral seper
ah teman, Bunda,"
kit, yakin mau keluar?" tanya
Ini sedikit penting,
yang mendapat anggukan dari Juni. Tanpa menunggu ba