icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MAKNA CERITA CINTA

Bab 4 Terjebak Takdir

Jumlah Kata:1350    |    Dirilis Pada: 21/07/2022

? Hm?" tanya Dikta yang sedikit merasa aneh d

cuma sedikit pusing," jawab

dalam sakunya. Sebuah cincin. Cincin putih te

apa apa. Tapi, kakak cuma bisa ngasih ini ke kamu, Sayang,"

uni. Kakak sayang sama kamu.

memang tulus mencintainya. Ia tahu benar

tengah bersender seolah menon

tuk, mencaci dan memaki oran

eraya menyeka air mat

apa?" tan

senyuman, Menggeleng lemah.

ng Dikta meng

rengan dengan air mata

hari

g ucapan Dikta. Juni sudah cukup m

kamu jalan-jalan dihari

ni saat ini tak mendukung untuk it

ahat, kakak ingin antar kamu pulang, tapi peke

beranjak mendekat yang kini

," ujar Jema menawar

erat. Air matanya kian tumpah mendeng

Dikta yang tidak menyadari genggaman tangan Juni

a sahabatku sendiri. Aku bakal antar dia," ujar Jema dengan

api Jema yang bakal antar kamu pulang, g

ang menjadi jawaban saat melihat

g tahunmu, Juni." ujar Jema santai pada Juni yang masih di

h spe

ng sama Dikta," ujar Jema masih dengan nada santa

wab ucapan dari pemuda tampan itu. Hanya air ma

kita lihat saja nanti siapa y

men

?" lirih Juni

mobilnya. Sejenak tak menjawab,

-benar polo

ku!" ujar Juni dengan nafas tak ter

ud, bukan?" Jema kembali tersenyum smirk- senyum yan

ak. Ia tak menjawab, langsung ke

eluar, berlari mengejar

berhasil mera

LA

ngannya. Dengan keras

ema menyentuh pip

i, Kak!" seru

eolah baru mendengar le

dah nggak bisa apa-apa lagi, kamu milik

i ia sudah tidak bisa apa apa. Bilang akan semua perl

ngan Juni, membuatnya lagi lagi mengen

pun, Renjana Juniantara ha

*

*

nimpanya karena Jema. Ia hanya keluar untuk bekerja sebagai guru, selain itu, tak ada niat

mata. Terlebih Dikta mengatakan dia akan segera membawa kedua orang tua angkatnya untuk melamar Juni. Dikta me

Sayang," ujar Bu Diba yang ki

pelan, berjala

ek..." tak tahan lagi, Juni kini segera beranjak

a, Bun?" ta

ar, Bunda mau ke sana dulu," ujar Bu Diba

"Ahk..." rintih Juni yang kini ada di depan

, Sayang? Kamu sak

eh, mencob

nggak enak badan, B

, Sayang? Bunda pa

Bunda. Juni cuma butuh istirahat aj

an Jema padanya. Sama sekali, bahkan Juni juga ikut berbohong dengan prihal kecelakaan Dikta. Itu semua ia lakukan karena Ayahnya pasti akan marah besar bila mengetahui an

Nanti Bunda bawa sarapannya,

rapan aja sama Ayah, Juni biar nant

nya Bu Diba yang kini me

iba yang lalu kini beralih beranjak kel

nya pak Romi setelah sang ist

duk disebelah Pak Romi. "

ita panggil

au istirahat aja, nanti juga sembu

kalau Juni sedikit berubah sejak je

at suaminya. Juni lebih pendiam dari biasanya sejak it

i kenapa-napa, Bun." ujar Pak Romi yang ki

*

emetar melihat benda kecil persegi panjang. Testpa

i, dengan tangis memandang benda itu. "Aku nggak mu

a akhir akhi

"Aku nggak mungkin bilang sama ayah dan Bunda. Apalagi k

lnya, nampak berderi

n, benar benar tak t

n kandungan ini," ujar Juni lalu beranjak, menyeka air matanya. Men

ream nya, terburu k

ayang?" tegur bu Diba pad

an. Mencoba bersikap netral seper

ah teman, Bunda,"

kit, yakin mau keluar?" tanya

Ini sedikit penting,

yang mendapat anggukan dari Juni. Tanpa menunggu ba

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka