icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
MAKNA CERITA CINTA

MAKNA CERITA CINTA

Penulis: Naresh
icon

Bab 1 Awal Kehancuran

Jumlah Kata:1001    |    Dirilis Pada: 21/07/2022

uang tamu. Di tangannya nampak ada sebuah nampan yang

kecel

adinya cerah di bibirnya kini meredup seketika. Kedua tangannya memegang erat nampan d

atensi beberapa orang yang ada di ruang tamu kini beralih ke ar

yang mengenakan blazer cokelat-hitam

ya

ni jatuh, membuat satu cangkir teh ki

usap bahu Juni yang terlihat masih syok

ih Juni. Air matan

tanya bu Diba-ibunda Juni-pada pemuda ta

sebelum akhirnya menjawab,

elakaan? Bunda, kak Dikta-" u

ng..." ujar bu Diba menc

g anak sekarang. Jelas khawatir. Dikta adal

a?" tanya pak Romi kini angkat bicara me

tu bukanlah kabar yang buruk. Tidak ada ekspresi yang berarti yang terl

sakit Bandung, Om." Jema menjaw

mau ketemu sama kak Dikta, Aya

antarmu untuk ke Bandung, Nak. Tante Fiva saki

da...Kak

ali. Nadanya lembut mencoba menawarkan bantuan pada kelu

iam, Jema memang sahabat dari Dikta, hanya saja, membiarkan anak gadisnya perg

emu kak Dikta," ujar

awatir bukanlah hal yang muluk untuk dirasakan anak

Tak segera mendapat jawaban

ab ucapan Jema yang menawarkan. Dan itu berarti pula membuat sedikit banyak J

uara, dan senyuman tipis yang

*

rai bersama Jema. Mereka benar-benar berangkat hari ini. Sudah tak bisa lagi Juni menahan rasa khawatirnya, dan keinginan untuk menemui Dikta

berlebihan seperti itu, Jun

air matanya

ku, dia bukan orang yang lemah, 'ka

rah Jema dengan senyuman tipis, meski

, Kak," ujar

garnya. Pandangannya kini k

a sudah Janji denganku, setelah proyek kerja nya kali ini, dia

i yang selalu dan akan selalu memuji Dikta. Karena itu bukan hal yang asing bagi telinganya. Sejenak, ta

a," pang

kenapa

n pandangan pada jalanan. Netra hazelnya sedikit mengerjap p

an pinta

han lain selain mengangguk

entang Dikta," gumam Jema tersenyum melirik Ju

*

h dengan tempat yang ada di depannya kali ini. Bangunan

merahnya. Sedikit tersenyum melihat raut

mana?" ta

ipta dibibir Jema menden

kakak," ujar Je

Netra hazelnya sedikit mengerjap pelan, a

ita 'kan mau ke ru

n masih jauh, nggak ada salahnya kita

rjalanan seharian. Gadis itu menggigit bibir bawahnya pelan. Tak munafik, dirinya juga Lelah kare

akan ke rumah sakit b

ap

menemui Dikta besok, hari

han lain selain menurut akan ucapan sahabat dari kekas

ema dengan senyuman lalu mengikuti

da resepsionis yang ada t

an, petugas menyerahka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka