Tuan Muda Mencari Cinta
dah menunggu dengan melipat kedua tangan di depan dada. "Ant
tetapi tetap memapah tubuh ti
dalam mobil. Ia melemparkan tubuh itu begitu saja dibangku be
n Orion. Sesekali Radi menoleh ke belakang, melihat teman
rangnya?"
kan dia ... tidak ada ta
i. Meskipun ucapannya kurang jelas, tetapi Radi bisa men
Radi melihat seketika. "Ck." Ia kembal
aan beroda empat itu berhenti di depan teras rumah Or
n yang tidur membuat berat badannya terasa lebih berat
a kembali dari dapur. "Dia mabu
ti yang ka
at tubuh kakaknya. Mereka membawa Orion ke kamarnya
lau begitu, ak
en ia mengelap tubuh Orion yang bau keringat bercampur minuman beralkohol.
Sehingga dengan mudah bisa mengatakan itu. Namun, apakah
kaikan Orion pakaian tidur. Ia mematikan lampu kama
an senang hati Oza membukanya. Namun, hatinya terasa t
ungan ini, Mas. Mari kita berpis
a segera menghubungi Hika. Namun,
tiba ...." Oza tidak sanggup melanj
. Langkahnya yang lebar membuat ia cepat sampai di
tahu orang tua dari kekasihnya tidak menyukai
gendap-endap. Ia mengetuk jendela kamar Hika
kik Hika
beri isyarat untuk Hika agar tidak berisik. "Ada apa? Kenapa
. "Aku dijodohkan," jawabnya
gan siapa?" tanya Oz
a bersama. Ini wasiat dari Abah," jawab Hika
a menebak sesuatu, tetapi segera d
kan batalkan perjodohan itu, Sayang.
ksud,
a, aku akan mene
ka menggeleng.
Oza menatap Hika
enggak bisa diga
erjuangkan cinta kita?" ta
u tiba-tiba menetes begitu saja. "Jangan menangis, Sayang. A
gak ditakdirkan u
erkata, "Aku akan tet
tap dalam laki-laki di depannya. "Dengan car
umu, ayo kit
sendiri bagaimana abad
emperjuangkan cintaku. Memperjuangka
Hika ucapkan. Namun, hati dan logikanya
maka hati mengatakan hal y
rpotong oleh suara ketukan pintu. "Ib
jendela itu. Sementara Oza menatap nanar jend
a?" tanya Euis begitu
gerin mus
gar ada ribut-ribu
um canggung.
kencang setel musiknya. Udah malam, kasihan tet
f, enggak akan
au gitu ibu k
a,
akit ketika tidak mendapati Oza di sana. "Kamu udah pulang, Mas?" gumamn
la kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur lalu menatap
yang kini tengah mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. "Mahika! Mahik
ini hukuman karena udah meny
ak kuasa memilih menepikan motornya. Ia me
baikan. Ada yang lebih sakit dari kedin
k meluapkan kesedihannya. Ia menangis tergugu. Baru perta
jadi kekasihnya. Walaupun orang tua Hika tidak menyukainya tanp
i kenapa masih saja tidak menyukaiku." Oza