Istri kedua sang CEO
cari sesuatu yang nampak tak asimg di matanya. Ia menoleh sejenak pada suaminya lalu kembali berjalan menuju r
n sejak lama." Kaivan membuka pintu da
alam kamarnya. Bibirnya terbuka mengagumi betap
. Ia berjalan ke arah jendela besar di samping kamar lalu membu
am dan sudut pandang mengarah ke sebuah taman bu
ivan. Bahu Hani diputarnya lalu tangannya melingkar
ivan merayu lalu mencuri s
van mengangguk. "Kalau tanam
mu mau bikin sepert
ang, Kaivan malah menahan tengkuk Hani dan mencium bibirnya. Hani kembali membalasnya. Ke
berd
buyarkan suasana romantis mereka berdua. Hani merapikan rambut da
nyapa dengan suara lembut. Sarah ha
arapan
tapi sebelumnya ia sempat menoleh ke arah
a lebih dulu. Nan
bagaim
punggung Kaivan untuk segera pergi dari
pan dengan Sarah lebih dulu. Mungkin inilah cara H
guki oleh Kaivan. Bibir Sarah mendekat ke arah te
palanya. Sarah kecewa. Bibirnya menc
arang? Kan lumayan bisa meredam isu tentang pernikahan kedu
kamu aj
anya juga. Tangannya hampir saja melay
enghindari isu. Kalau bawa dia sam
sendirian di rumah? Sim
ersenyum meski terlihat palsu. "Ya sudah, dia boleh
l di belakang? Kam
an. Wajahnya terlihat berseri-seri penuh semangat. Ia mengamb
rdiri di samping Hani sambil memegang dua mangkuk mak
sulit makan
saja. Terus mau buah
ah yang membuat Hani tersentak kaget. Kepalanya menggelen
kan ini s
hatikan setiap gerak-gerik Hani yang
tus Sarah. Kaivan menggelengkan kepalanya. Ia tak mungkin berb
arah? Sesekali kamu menikmati pemandangan sore. Bagaima
rutkan dahin
ke ruma
i sa
s. Pasti Mbak Sarah in
ya kurang berinteraksi dengan Sarah di luar rumah dan ini
i Mas antar ke
*
lanya tiba-tiba pening mengetahui fakta jika ibu mertuany
ntai. Sarah kembali membulatkan bibirnya ter
mua? Kalau keluarga aku tahu bagaimana?" Sara
, aku harus berbuat
inya yang bisa dengan tenangnya membiarkan h
emua agar mereka tidak tahu dan tern
tinggal di rumah ini dan
h mengejar Kaivan yang hendak masuk ke dalam kamar
ala
n? Papa dan kakak aku?" Kaivan me
tahu lalu aku bisa apa? Ya
rah tidak puas dengan jawaban Kaivan. Ia masih belum bisa menerima keputusan sepihak
karena wa
*
ngkahnya dibawa tergesa lalu masuk dan membanting pintu kama
k Sara
amu dengan suami saya?" bentak Sarah sam
ama saja
menggeleng. "Kata
u dan adik saya." Hani menjawab dengan wajah ketakutan. Sara
menyeret kamu dari sini biar dihabisi preman di luar s
ya m