Mr Devil
langan tangannya sudah menunjukkan pukul 2 siang. Agneta masuk ke dalam kamar mandi, dan membasuh wajahnya supaya tampak lebih fress. "Ke kanti
emekik saat keningnya menabrak sesuatu yang keras saat membuka
k lebar dan menengadahkan kepalanya. Matanya melotot sempurna saat mel
sini?" tanya Agneta
ucapnya menged
harus saya selesaikan,
rong Agneta masuk kembali ke
a dan menyudutkan tubuh Agneta ke balik pintu kamar mandi yang sudah tertut
rku di sini," jawabnya dengan seringai me
ekik Agneta karena sang
n aku menginginkanmu!"
a berusaha mendorong dada bi
n satu cekalan tangan besarnya. Ia menyimpan tangan Agneta di atas kepala Agneta dan menekannya ke dinding membua
rusaha berontak. "Lepaskan aku a
," tantan
n lama semakin lembut. Dave bahkan memejamkan matanya menikmati ciuman itu seakan menikmatinya. Ia menggigit bibir bawah Agneta me
rnya!" bisik Dave dan kembali mencium
n yang juga ia rindukan. Ciuman pertamanya, ciuman yang sungguh memabukkan sekaligus menyakitkan. Kedua kaki A
ang Agneta dan masuk ke celah rambut panjang Agneta dan menekan tengkuknya. Hingga Dave merasakan
atap penuh gairah bibir merah Agneta yang membengkak karena ulahnya. Nafas mereka memburu dan sedikit tersenggal.
l
menampar Dave, ia pun beranjak keluar dari kamar mand
. Kenapa? Kenapa pria itu masih terus menyakitinya, kenapa pria itu selalu memaksakan kehendaknya. Ia b
semuanya belum sembuh total, sekarang harus di tambah lagi deng
*
ndela mobil, hingga tatapannya menangkap sosok anak kecil yang beberapa hari lalu berkenalan dengannya. Anak itu tampak duduk di sebuah ayunan yang ada di taman sepi. Dave segera meminta s
ari bibir Dave membuat bocah itu menoleh padanya den
Om
tanya Dave membuat anak
" ucapnya dengan cadel
kejadian langka, bahkan sangat langka. Seorang Davero tersenyum pada
jemput Egan," uca
Om yang antar kamu p
itu hanya sedetik saja karena senyuman itu langsung hilang di telan udara. Dave berjongkok dengan bertumpu pada sebelah
ku sudah pernah ke rumahmu. Jadi kamu tidak aka
" ucap Regan den
mani saja di si
ri saku celana sekola nya. "Bagaimana kalau ini sebagai bayalan Om mengantal Egan
mbahnya dan kali ini Dave bergeming dari keterpakuannya. Matanya yang tajam da
rima bayaran ini. Ini sudah cukup untukku," ucap Davero menerima koin itu membuat senyuman Regan mengembang lebar. Tanpa sadar, senyuman